Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdi, Pendiri/Pembina YSDPAl-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat. Peraih Kontributor Terpopuler Tahun 2024 di Repositori UIN Bandung

"Kompasiana Best Fiction Award Explorer" 22/1/2025

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Strategi Transformasi Digital Pendidikan untuk Membangun Talenta muda

28 November 2024   10:56 Diperbarui: 28 November 2024   11:17 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Old.Poltekbaubau, tersedia di  https://old.poltekbaubau.ac.ida

Strategi Transformasi Digital Pendidikan untuk Membangun Talenta Muda

Oleh: A. Rusdiana

Transformasi digital dalam pendidikan menjadi kebutuhan mendesak di era Society 5.0, di mana teknologi tidak hanya mendukung pembelajaran tetapi juga membentuk keterampilan masa depan. Gen Z, sebagai generasi digital native, memiliki potensi besar untuk memimpin perubahan ini. 

Namun, menurut berbagai studi, gap masih ditemukan antara kebijakan pendidikan, kesiapan tenaga pendidik, dan keterlibatan industri dalam memfasilitasi transformasi tersebut. Kolaborasi antara guru, pemerintah, dan industri menjadi solusi utama untuk menjembatani kesenjangan ini.

 Teori ekosistem pendidikan menggarisbawahi pentingnya sinergi lintas sektor agar setiap elemen saling melengkapi. Sayangnya, implementasi kolaborasi ini masih terbatas pada proyek jangka pendek dan kurang terintegrasi. 

Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan untuk menawarkan strategi operasional kolaborasi demi meningkatkan kompetensi talenta muda dalam membangun bangsa yang siap bersaing di era 5.0. Berikut ini adalah eksplorasi lebih lanjut mengenai Kolaborasi Guru, Pemerintah, dan Industri:

Pertama: Peran Pemerintah: Kebijakan dan Infrastruktur Digital; Pemerintah memegang peran strategis dalam menciptakan fondasi transformasi digital. 

Langkah operasional yang dapat dilakukan meliputi: 1) Penyusunan kebijakan pendidikan berbasis teknologi: Kurikulum yang terintegrasi dengan teknologi digital, seperti coding, analisis data, dan literasi teknologi; 2) Pemerataan infrastruktur digital: Penyediaan akses internet dan perangkat teknologi ke seluruh wilayah, terutama di daerah 3T (tertinggal, terluar, dan terpencil); 3) Pendanaan program pelatihan: Subsidi atau hibah bagi sekolah untuk mengadopsi teknologi pembelajaran terbaru.

Kedua: Peran Industri: Penyelarasan Kurikulum dengan Kebutuhan Pasar; Industri, terutama sektor teknologi, harus lebih proaktif dalam mendukung pendidikan.

 Kolaborasi dengan sekolah dapat dilakukan melalui: 1) Pengembangan kurikulum berbasis keterampilan digital: Industri dapat memberikan masukan pada desain kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, seperti teknologi AI, IoT, dan keamanan siber. 

2) Penyediaan program magang dan mentoring: Gen Z dapat mengembangkan keterampilan praktis melalui pengalaman langsung di perusahaan; 3) Kolaborasi dalam inovasi pembelajaran: Contohnya, industri dapat mendukung pengembangan aplikasi pembelajaran atau menyediakan platform pembelajaran online gratis.

Ketiga: Peran Guru: Adopsi Teknologi dan Pembelajaran Inovatif; Guru adalah ujung tombak transformasi pendidikan. Untuk menghadapi era 5.0, guru perlu: 1) Mengikuti pelatihan rutin: Pelatihan teknologi digital dan metodologi pembelajaran berbasis teknologi, seperti flipped classroom atau gamifikasi.

 2) Meningkatkan literasi digital: Memanfaatkan alat digital seperti Learning Management System (LMS) dan alat analitik untuk memahami kebutuhan siswa. 3) Mendorong pembelajaran kolaboratif: Guru dapat menggunakan teknologi untuk membangun komunitas pembelajaran di mana siswa dapat berbagi dan belajar bersama.

Pada prinsipnya, Kolaborasi antara guru, pemerintah, dan industri menjadi pilar utama untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang adaptif terhadap transformasi digital. Pemerintah harus mengutamakan kebijakan dan infrastruktur yang mendukung, industri perlu terlibat aktif dalam menyelaraskan kebutuhan pasar dengan kurikulum, dan guru perlu terus meningkatkan kompetensinya. 

Untuk para pendidik nasional, langkah nyata yang dapat diambil adalah: 1) Berpartisipasi dalam pelatihan berbasis teknologi yang diselenggarakan pemerintah atau industri. 2) Menjadi fasilitator dalam pembelajaran kolaboratif berbasis teknologi. 3) Mengadvokasi kebutuhan transformasi digital kepada pemangku kebijakan di wilayah masing-masing.

Dengan strategi kolaborasi ini, talenta muda Indonesia akan siap menjadi agen perubahan yang tidak hanya mampu bersaing tetapi juga memimpin inovasi di era 5.0.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun