Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pelatihan Solusi Berbasis Alam: Membangun Talenta Muda Menuju Indonesia Emas 2045

21 November 2024   17:20 Diperbarui: 21 November 2024   17:25 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dok. Kiriman RA Al- Misbah sedang Mengikuti Kegiatan Parmuka PRASIAGA RA  RA Se Kota Bandung yang diselenggarakan oleh IGRA Kota Bandung di Bumi Perkemahan Paku Haji Cimahi (Rabu, 19 November 2024)

Pelatihan Solusi Berbasis Alam: Membangun Talenta Muda Menuju Indonesia Emas 2045

Oleh: A. Rusdiana

Indonesia menghadapi tantangan besar di era 5.0, seperti perubahan iklim, urbanisasi, dan kebutuhan energi berkelanjutan. Generasi muda, khususnya Gen Z, harus dipersiapkan dengan keterampilan dan kesadaran lingkungan. Salah satu solusi adalah Nature-Based Solutions (NBS) atau solusi berbasis alam, yang memanfaatkan proses ekosistem untuk mengatasi masalah lingkungan. Namun, penerapan NBS dalam pendidikan masih minim. Artikel ini bertujuan untuk menunjukkan pentingnya pelatihan solusi berbasis alam bagi generasi muda, terutama melalui kegiatan seperti Pramuka Prasiaga, dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. Berikut ini adalah eksplorasi lebih lanjut mengenai Pelatihan Solusi Berbasis Alam: Membangun Talenta Muda Menuju Indonesia Emas 2045:

Pertama: Mengenalkan Konsep Solusi Berbasis Alam Sejak Dini; Kegiatan seperti Pramuka Prasiaga adalah contoh nyata edukasi berbasis lingkungan yang relevan. Anak-anak diajarkan cara menjaga alam melalui aktivitas sederhana seperti penghijauan dan pengelolaan sampah. Dengan ini, mereka belajar bahwa solusi berbasis alam dapat digunakan untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Memahami dasar NBS sejak dini akan membangun kesadaran kolektif generasi muda.

Kedua: Melibatkan Ruang Hijau sebagai Media Pembelajaran; Ruang hijau, seperti taman sekolah dan kawasan perkemahan, dapat dimanfaatkan untuk pelatihan NBS. Dalam kegiatan kemah, anak-anak dapat belajar cara meningkatkan keanekaragaman hayati dengan menanam pohon, memelihara tanaman lokal, atau membuat kompos. Ini memberi pengalaman langsung yang memperkuat pemahaman teori dan praktik.

Ketiga: Pelatihan Manajemen Lahan Kritis; Lahan kritis sering kali menjadi masalah lingkungan di daerah urban dan pedesaan. Pelatihan NBS dapat mencakup simulasi pengelolaan lahan kritis, seperti menanam pohon untuk mencegah erosi atau menciptakan buffer zones. Kegiatan ini dapat diajarkan melalui permainan edukatif, sehingga anak-anak belajar secara menyenangkan.

Keempat: Membangun Keterampilan Kepemimpinan Hijau; Green leadership adalah salah satu kunci dalam menciptakan generasi yang mampu menghadapi tantangan global. Pelatihan seperti pengelolaan proyek penghijauan atau inisiatif lingkungan lainnya melatih keterampilan kolaborasi, komunikasi, dan pengambilan keputusan. Anak-anak belajar memimpin dengan visi keberlanjutan.

Kelima: Mengintegrasikan Teknologi untuk Solusi Berbasis Alam; Di era digital, teknologi dapat digunakan untuk memperkuat penerapan NBS. Anak-anak dapat diajarkan menggunakan aplikasi untuk memetakan ruang hijau, menganalisis data lingkungan, atau merancang solusi energi terbarukan. Ini menggabungkan kemampuan teknologi dengan pemahaman lingkungan untuk menciptakan inovasi yang relevan.

Singkatnya, Pelatihan solusi berbasis alam adalah investasi strategis untuk membentuk talenta muda yang peduli lingkungan dan siap menghadapi tantangan era 5.0. Dengan pendekatan yang inklusif, mulai dari kegiatan sederhana seperti Pramuka Prasiaga hingga integrasi teknologi, Indonesia dapat mempersiapkan generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045. Pemerintah, sekolah, dan komunitas harus berkolaborasi untuk menyusun kurikulum yang menggabungkan teori dan praktik NBS. Inisiatif ini tidak hanya akan menghasilkan individu yang kompeten, tetapi juga masyarakat yang tangguh menghadapi perubahan global. Wallahu A'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun