Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemanfatan Teknologi Pendidikan Terbaru: Mengembangkan Kompetensi Guru untuk Membangun Talenta Muda Indonesia Emas 2045

25 Oktober 2024   15:40 Diperbarui: 25 Oktober 2024   15:47 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Indovisual. Tersedia di indovisual.co.id

Pemanfaatan Teknologi Pendidikan Terbaru: Mengembangkan Kompetensi Guru untuk Membangun Talenta Muda Indonesia Emas 2045

Oleh: A. Rusdiana

Perkembangan teknologi di era digital telah mengubah cara pembelajaran dan kebutuhan kompetensi di dunia pendidikan. Guru, sebagai ujung tombak dalam pendidikan, perlu memahami dan memanfaatkan teknologi pendidikan terbaru, seperti Learning Management Systems (LMS), alat kolaborasi digital, dan aplikasi pembelajaran interaktif. Namun, masih terdapat kesenjangan (GAP) antara perkembangan teknologi ini dan pemahaman guru mengenai cara penggunaannya secara efektif. 

Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana pemanfaatan teknologi terbaru dapat mendukung guru dalam mengembangkan metode pengajaran yang interaktif dan relevan untuk mempersiapkan talenta muda, khususnya peserta Program Pendidikan Guru (PPG), dalam menghadapi tantangan Indonesia Emas 2045. 

Berikut adalah lima konten operasional teknis dari Pemanfaatan Teknologi Pendidikan Terbaru: Mengembangkan Kompetensi Guru untuk Membangun Talenta Muda Indonesia Emas 2045: 

Pertama: Penggunaan LMS (Learning Management System) untuk Manajemen Kelas yang Efisien; LMS merupakan platform penting dalam pendidikan digital yang membantu guru mengelola kelas, menyusun kurikulum, dan melacak kemajuan siswa secara efektif. Penggunaan LMS, seperti Google Classroom atau Moodle, memungkinkan guru untuk menyusun materi, memberikan tugas, serta memantau dan mengevaluasi progres siswa. Dengan memanfaatkan LMS, guru dapat memberikan umpan balik secara cepat dan akurat, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas pembelajaran.

Kedua: Pemanfaatan Aplikasi Pembelajaran Interaktif untuk Meningkatkan Minat Siswa; Aplikasi pembelajaran interaktif seperti Kahoot! dan Quizizz membantu guru menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan dan dinamis. Penggunaan aplikasi ini memungkinkan siswa untuk belajar melalui game-based learning, meningkatkan partisipasi, dan membuat mereka lebih bersemangat untuk mengikuti pembelajaran. Aplikasi interaktif ini juga mengurangi rasa jenuh dalam belajar dan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi melalui pendekatan yang lebih relevan bagi generasi digital.

Ketiga: Penggunaan Alat Kolaborasi Digital untuk Proyek Berbasis Tim; Kolaborasi adalah keterampilan penting yang harus dimiliki siswa di era digital. Dengan menggunakan alat kolaborasi seperti Google Workspace dan Microsoft Teams, guru dapat memfasilitasi tugas atau proyek yang memungkinkan siswa untuk bekerja secara tim. Alat ini memungkinkan guru mengatur kelompok belajar, memberikan akses materi bersama, dan memonitor kemajuan kelompok secara real-time. Hal ini tidak hanya meningkatkan keterampilan kolaborasi siswa tetapi juga membantu mereka menguasai penggunaan teknologi kolaboratif yang akan berguna di dunia kerja.

Keempat: Pemanfaatan Video Interaktif untuk Pembelajaran Mandiri; Guru dapat menggunakan video interaktif seperti Edpuzzle untuk memberikan materi dalam format video yang lebih engaging dan memungkinkan siswa belajar secara mandiri. Video interaktif memberikan fleksibilitas bagi siswa untuk belajar sesuai kecepatan masing-masing serta dapat dilengkapi dengan kuis di dalam video yang membantu mereka mengingat informasi lebih baik. Guru juga dapat melacak kemajuan siswa, mengetahui bagian video yang sulit dipahami, dan memberikan bimbingan lebih lanjut di area yang perlu perbaikan.

Kelima: Penggunaan AI untuk Mempersonalisasi Pembelajaran; Teknologi berbasis AI, seperti aplikasi TutorMing dan Classcraft, memungkinkan guru untuk mempersonalisasi proses belajar sesuai kebutuhan dan kemampuan masing-masing siswa. AI dapat membantu guru mengidentifikasi area di mana siswa mengalami kesulitan dan memberikan materi yang disesuaikan. Dengan personalisasi ini, siswa mendapatkan perhatian yang lebih individual dan dapat belajar sesuai dengan kecepatan serta gaya belajar mereka, yang pada akhirnya mendukung peningkatan pemahaman dan minat belajar.

Pemanfaatan teknologi pendidikan terbaru membantu guru mengelola kelas, meningkatkan minat siswa, dan menyiapkan generasi muda untuk Indonesia Emas 2045. Untuk mencapai hasil yang optimal, guru perlu beradaptasi dengan perkembangan teknologi ini serta mengikuti pelatihan untuk meningkatkan keterampilan teknisnya. Rekomendasi bagi guru adalah untuk terus menggali dan menggunakan teknologi pendidikan yang relevan, memantau dampak penggunaannya, dan menerapkannya secara berkelanjutan dalam metode pengajaran. Dengan demikian, guru dapat membantu menciptakan generasi muda yang kompeten dan siap menghadapi tantangan di masa depan. Wallahu A'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun