Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Penggunaan Game Edukasi untuk Membangun Empati Menuju Indonesia Emas 2045

7 Oktober 2024   22:59 Diperbarui: 8 Oktober 2024   04:42 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keempat: Mendorong Kerja Sama dan Kolaborasi dalam Game Multiplatform Beberapa game edukasi juga dirancang untuk mendorong kerja sama antar siswa. Game berbasis multiplayer seperti "Keep Talking and Nobody Explodes" atau "Minecraft Education Edition" menuntut siswa untuk berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam permainan. Kolaborasi ini tidak hanya melatih keterampilan komunikasi dan kerja sama, tetapi juga menumbuhkan rasa saling menghargai dan empati dalam mencapai tujuan bersama. Dengan demikian, game edukasi ini tidak hanya berfungsi sebagai alat pembelajaran individual tetapi juga memperkuat hubungan sosial dan kerjasama antar siswa dalam lingkungan digital.

Kelima: Evaluasi Empati melalui Gamifikasi dalam Pendidikan Teknologi tidak hanya memungkinkan pembelajaran melalui game, tetapi juga memberikan alat untuk mengevaluasi dampak permainan terhadap pengembangan empati siswa. 

Dengan memanfaatkan elemen gamifikasi, seperti pemberian poin untuk tindakan empatik dalam permainan atau penilaian otomatis dari keputusan moral yang diambil siswa, guru dapat melacak perkembangan empati siswa secara lebih terstruktur. 

Hasil evaluasi ini dapat menjadi dasar bagi perancangan strategi pengajaran yang lebih personal dan efektif dalam membangun karakter empatik siswa. Pendekatan ini memastikan bahwa teknologi tidak hanya menjadi alat hiburan, tetapi juga instrumen yang kuat dalam evaluasi pendidikan karakter.

Penggunaan game edukasi yang berfokus pada pengembangan empati merupakan inovasi penting dalam membangun karakter generasi muda Indonesia menuju 2045. Game yang memanfaatkan simulasi sosial, narasi moral, dan kolaborasi digital memberikan pengalaman pembelajaran yang mendalam bagi siswa, membantu mereka memahami dunia dari perspektif yang berbeda. 

Untuk itu, penting bagi sekolah dan pendidik untuk secara aktif mengintegrasikan game-game edukasi ini dalam kurikulum mereka guna mempersiapkan siswa menghadapi tantangan sosial yang lebih luas.

Sebagai rekomendasi, pelatihan bagi guru dalam penggunaan dan pemanfaatan game edukasi perlu ditingkatkan, serta pengembangan game lokal yang relevan dengan isu-isu sosial di Indonesia harus didorong untuk mendukung proses pembentukan karakter yang lebih baik di masa depan. Wallahu A'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun