Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pembelajaran Berbasis Proyek yang Mengusung Isu Keberlanjutan untuk Generasi Emas 2045

7 Oktober 2024   21:50 Diperbarui: 7 Oktober 2024   23:23 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Kumparan, tersedia di https://kumparan.com/

Pembelajaran Berbasis Proyek yang Mengusung Isu Keberlanjutan untuk Generasi Indonesia Emas 2045

Oleh: A, Rusdiana

Pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning atau PBL) merupakan metode yang efektif untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif siswa. Di era digital dan menuju Indonesia Emas 2045, pengintegrasian teknologi dalam PBL dapat semakin memperkuat dampak positif pembelajaran, khususnya dalam konteks keberlanjutan lingkungan.

 Siswa yang dilibatkan dalam proyek-proyek yang berfokus pada masalah keberlanjutan seperti perubahan iklim, polusi, atau pengelolaan sumber daya alam, tidak hanya belajar teori tetapi juga menjadi agen perubahan di lingkungan mereka.

 Namun, tantangan terbesar adalah bagaimana memanfaatkan teknologi untuk menciptakan pembelajaran yang relevan, interaktif, dan membangun karakter siswa dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Untuk lebih mendalami dan memahami kepentingan itu, mari kita brake down satu persatu:

Pertama: Penggunaan Aplikasi dan Platform Digital untuk Proyek Lingkungan; Teknologi memungkinkan guru untuk menggunakan berbagai aplikasi dan platform digital dalam memberikan proyek berbasis isu keberlanjutan. 

Misalnya, dengan menggunakan aplikasi pemetaan lingkungan atau platform pembelajaran daring seperti Google Classroom dan Edmodo, siswa dapat mengeksplorasi dan memetakan permasalahan lingkungan di sekitar mereka. 

Mereka dapat mengidentifikasi lokasi dengan tingkat polusi tinggi, kebakaran hutan, atau daerah yang membutuhkan penghijauan. Dengan cara ini, pembelajaran menjadi lebih nyata dan kontekstual, memperkenalkan siswa pada cara-cara kreatif dan inovatif untuk memecahkan masalah lingkungan.

Kedua: Kolaborasi Antar-Siswa dalam Proyek Global; Teknologi digital memungkinkan kolaborasi lintas negara, di mana siswa dapat bekerja sama dengan siswa dari berbagai belahan dunia untuk memecahkan masalah keberlanjutan yang berskala global. 

Dengan berpartisipasi dalam proyek-proyek global melalui platform seperti eTwinning atau GLOBE Program, siswa belajar tentang tantangan yang dihadapi oleh negara lain dalam konteks keberlanjutan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun