Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tantangan dan Pentingnya Etika Profesi Pendidik dalam Era Moderen menuju Indonesia Emas 2045

6 Oktober 2024   21:31 Diperbarui: 6 Oktober 2024   21:55 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tantangan dan Pentingnya Etika Profesi Pendidik dalam Era Modern Menuju Indonesia Emas 2045

Oleh: A. Rusdiana

Peran guru dalam era modern semakin kompleks seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi. Menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005, seorang guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, dan membimbing siswa di berbagai tingkatan pendidikan.

 Dengan perubahan teknologi yang begitu cepat, guru dituntut untuk lebih responsif, adaptif, dan kompeten dalam memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran. 

Namun, perkembangan teknologi ini juga membawa tantangan baru, terutama dalam hal menjaga etika profesi di tengah arus digital yang seringkali mengaburkan batasan moral dan profesionalisme. Fenomena ini menciptakan GAP antara kompetensi yang dimiliki guru saat ini dengan tuntutan kemampuan teknologi dalam pembelajaran modern. 

Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana etika profesi pendidik dapat dijaga dan ditingkatkan dalam menghadapi tantangan teknologi di era modern ini. Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi tantangan yang dihadapi serta memberikan solusi operasional dalam menjaga dan memperkuat etika profesi guru dalam menyongsong Indonesia Emas 2045 di tengah bonus demografi 2030. 

Untuk lebih mendalami dan memahami kepentingan itu, mari kita brake down satu persatu:

Pertama: Integritas dalam Penggunaan Teknologi; Dalam menghadapi tantangan teknologi, integritas tetap menjadi dasar dalam menjalankan profesi sebagai pendidik. Seorang guru harus memastikan bahwa teknologi digunakan untuk mendukung pembelajaran dan bukan sekadar sebagai sarana hiburan atau distraksi. 

Misalnya, penggunaan platform pembelajaran daring harus diarahkan untuk meningkatkan interaksi antara siswa dan guru, serta mendukung pencapaian tujuan akademik. Guru juga harus mematuhi prinsip-prinsip hak cipta dan menghormati karya intelektual saat menggunakan materi dari internet.

Kedua: Menghindari Plagiarisme dalam Era Digital; Dengan akses informasi yang sangat luas di era digital, tantangan plagiarisme menjadi semakin besar. Guru harus menjadi teladan dalam memberikan pemahaman kepada siswa tentang pentingnya originalitas dan kejujuran akademik. 

Mereka perlu memastikan bahwa siswa memahami cara mencari, menggunakan, dan mengutip sumber dengan benar. Hal ini juga mencakup penggunaan alat pendeteksi plagiarisme untuk memastikan bahwa setiap karya yang dihasilkan baik oleh guru maupun siswa memenuhi standar etika akademik.

Ketiga: Komunikasi dan Interaksi yang Etis dalam Dunia Maya; Dengan semakin maraknya penggunaan media sosial dan platform pembelajaran daring, etika komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa harus dijaga. 

Etika ini mencakup penggunaan bahasa yang sopan, menjaga privasi siswa, serta tidak menyebarkan informasi pribadi tanpa izin. Guru harus memastikan bahwa interaksi di dunia maya tetap profesional dan mendukung lingkungan belajar yang kondusif.

Keempat: Memanfaatkan Teknologi untuk Pengembangan Karakter Siswa; Selain mendidik dalam aspek intelektual, guru juga berperan dalam pembentukan karakter siswa. Di era modern, teknologi dapat digunakan untuk mendukung pengembangan nilai-nilai moral dan etika. 

Misalnya, teknologi dapat digunakan untuk memperkenalkan siswa pada konsep global citizenship, keberlanjutan, dan tanggung jawab sosial melalui platform pembelajaran daring yang interaktif. Dengan demikian, guru dapat memastikan bahwa teknologi tidak hanya mendukung pembelajaran akademis tetapi juga membentuk karakter yang positif pada siswa.

Kelima: Pendidikan Berkelanjutan dan Peningkatan Kompetensi Teknologi Guru; Tantangan terbesar bagi guru di era modern adalah adaptasi terhadap perkembangan teknologi. Guru harus terus-menerus memperbarui keterampilan teknologi mereka untuk tetap relevan dan kompeten. 

Melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), guru dapat mengikuti pelatihan dan pengembangan profesional yang berfokus pada pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. Program-program ini penting untuk memastikan bahwa guru tidak tertinggal dalam arus teknologi dan tetap dapat memberikan pendidikan yang berkualitas.

Etika profesi pendidik dalam era modern merupakan tantangan yang harus dihadapi dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Guru harus menjaga integritas, menghindari plagiarisme, berkomunikasi dengan etis, serta memanfaatkan teknologi secara bijak untuk mendidik siswa tidak hanya dari sisi akademik, tetapi juga karakter. 

Peningkatan kompetensi guru dalam bidang teknologi harus didorong melalui program-program pengembangan profesional berkelanjutan seperti MBKM. 

Dengan menjaga etika profesi, guru dapat mempersiapkan generasi muda yang kompeten dan bermoral, sehingga mampu berperan aktif dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045 di tengah bonus demografi 2030. Wallahu A'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun