Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengembangkan Soft Skill melalui Proyek Sosial dan Layanan Masyarakat, Meningkatkan Potensi untuk Masa Depan

3 Oktober 2024   22:09 Diperbarui: 3 Oktober 2024   22:58 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keempat: Memecahkan Masalah dalam Konteks Nyata Masalah yang dihadapi dalam proyek sosial sering kali rumit dan memerlukan solusi kreatif. Dalam kegiatan ini, mahasiswa belajar menerapkan kemampuan problem-solving untuk menghadapi tantangan yang ada. Mereka harus berpikir kritis dan analitis untuk mengatasi hambatan, baik yang bersifat teknis maupun sosial.

Kelima: Meningkatkan Kesadaran Sosial dan Tanggung Jawab Keterlibatan dalam proyek layanan masyarakat membantu mahasiswa memahami peran mereka dalam memberikan kontribusi positif kepada masyarakat. Pengalaman ini meningkatkan kesadaran sosial mereka dan menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk memanfaatkan keterampilan dan pengetahuan yang mereka miliki demi kebaikan bersama.

Keenam: Menumbuhkan Jiwa Kepemimpinan Proyek sosial sering kali memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memimpin tim atau inisiatif. Dalam peran ini, mereka belajar mengambil keputusan, mengelola sumber daya, dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Pengalaman kepemimpinan yang diperoleh di lapangan akan sangat berguna di masa depan, baik di dunia profesional maupun dalam keprofesian mengajar.

Keterlibatan dalam proyek sosial dan layanan masyarakat adalah cara yang efektif untuk mengembangkan soft skill mahasiswa, termasuk empati, komunikasi, manajemen waktu, problem-solving, kesadaran sosial, dan kepemimpinan. Pengalaman ini memberikan mereka landasan kuat untuk menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin kompleks, sekaligus mendukung tercapainya Indonesia Emas 2045. 

Untuk hal itu maka: 1) Perguruan tinggi harus terus memperluas kerjasama dengan organisasi masyarakat untuk menyediakan lebih banyak peluang bagi mahasiswa dalam proyek sosial. 

2) Mahasiswa harus aktif mencari dan memanfaatkan kesempatan untuk terlibat dalam kegiatan sosial sebagai bagian dari pengembangan soft skill. 

3) Penerapan program MBKM harus didorong untuk memastikan bahwa pengalaman belajar di luar kampus, termasuk proyek sosial, menjadi bagian integral dari pendidikan tinggi. Dengan pendekatan ini, generasi muda Indonesia dapat mengembangkan potensi mereka secara holistik dan siap menghadapi tantangan global. Wallahu A'lam.

Teaser: Keterlibatan dalam proyek sosial mengasah empati, komunikasi, dan manajemen waktu, sekaligus melatih kemampuan problem-solving mahasiswa untuk menghadapi tantangan nyata di masyarakat. Ini adalah kunci mempersiapkan talenta muda menuju Indonesia Emas 2045.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun