Mengembangkan Soft Skill melalui Proyek Sosial dan Layanan Masyarakat: Kunci Meningkatkan Potensi untuk Masa Depan
Oleh: A. Rusdiana
Dalam era globalisasi yang serba cepat, mahasiswa perlu lebih dari sekadar keterampilan akademis untuk beradaptasi di dunia kerja dan masyarakat. Keterlibatan dalam kegiatan sosial tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat, tetapi juga memberikan peluang bagi mahasiswa untuk mengembangkan soft skill yang sangat dibutuhkan, seperti empati, komunikasi, dan manajemen waktu. Keterampilan ini penting dalam mempersiapkan generasi muda menghadapi bonus demografi 2030 dan menyongsong Indonesia Emas 2045.
Proyek sosial dan layanan masyarakat menjadi platform yang efektif dalam mengembangkan soft skill mahasiswa. Menurut teori pembelajaran berbasis pengalaman, mahasiswa yang terlibat langsung dalam aktivitas sosial akan memperoleh pengalaman nyata yang memperkaya kemampuan mereka dalam menghadapi tantangan sosial dan profesional.
Meskipun banyak perguruan tinggi telah mendorong mahasiswa untuk terlibat dalam kegiatan sosial, belum semua mahasiswa memanfaatkan peluang ini secara maksimal. Kurangnya partisipasi aktif dalam proyek sosial mengakibatkan potensi pengembangan soft skill tidak sepenuhnya terwujud.
Tulisan ini bertujuan untuk menunjukkan betapa pentingnya peran proyek sosial dalam membentuk keterampilan mahasiswa yang dibutuhkan di dunia kerja, serta mengajak mahasiswa dan pihak kampus untuk lebih giat mendukung program layanan masyarakat melalui skema Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Untuk lebih mendalami dan memahami kepentingan itu, mari kita brake down satu persatu:
Pertama: Mengembangkan Empati Melalui Pengalaman Nyata Bergabung dalam proyek sosial memberikan mahasiswa kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat yang mungkin memiliki kondisi yang berbeda dari lingkungan kampus.
Ini membantu mereka mengembangkan empati, yaitu kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dirasakan orang lain. Empati adalah keterampilan yang penting dalam profesi apa pun, terutama dalam keprofesian mengajar, di mana hubungan personal dengan siswa sangat penting.
Kedua: Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dalam kegiatan sosial, mahasiswa berhadapan dengan berbagai kelompok masyarakat yang memiliki latar belakang dan kebutuhan yang berbeda-beda. Hal ini menuntut kemampuan komunikasi yang baik, baik dalam menyampaikan pesan maupun mendengarkan aspirasi masyarakat. Proses ini memperkuat keterampilan komunikasi yang relevan di dunia kerja dan kehidupan sehari-hari.
Ketiga: Melatih Manajemen Waktu Proyek sosial sering kali memiliki tenggat waktu yang ketat dan melibatkan banyak tugas. Mahasiswa harus belajar mengatur waktu mereka secara efisien untuk menyelesaikan tugas dan memastikan semua aspek proyek berjalan dengan baik. Keterampilan manajemen waktu ini sangat diperlukan dalam dunia kerja yang penuh dengan tuntutan dan jadwal yang padat.