Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengembangan Kreativitas dalam Memecahkan Masalah Sosial: Mempersiapkan Mahasiswa MBKM untuk Era Bonus Demografi 2030

18 September 2024   21:16 Diperbarui: 18 September 2024   21:22 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Curupekspress. tersedia di curupekspress.disway.id

Pengembangan Kreativitas dalam Memecahkan Masalah Sosial: Mempersiapkan Mahasiswa MBKM untuk Era Bonus Demografi 2030

Oleh: A. Rusdiana

Fenomena sosial di Indonesia, seperti akses pendidikan yang tidak merata, memerlukan solusi inovatif yang tidak hanya berfokus pada teori tetapi juga implementasi praktis. Dalam konteks Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), mahasiswa didorong untuk terlibat langsung dengan masyarakat dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial yang dihadapi. Salah satu pendekatan efektif adalah pengembangan kreativitas dalam merancang solusi, seperti mengajar di daerah yang kekurangan akses pendidikan. Ini relevan karena Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada tahun 2030, di mana kualitas SDM akan sangat menentukan masa depan ekonomi dan sosial bangsa. Dari sudut pandang teori, kreativitas merupakan salah satu keterampilan utama yang perlu dikembangkan dalam pendidikan abad ke-21. Teori Creative Problem Solving (CPS) mengajarkan bahwa pemecahan masalah sosial membutuhkan pendekatan yang kreatif dan kolaboratif. Namun, GAP yang ada menunjukkan bahwa sebagian besar program pembelajaran saat ini belum sepenuhnya mengintegrasikan solusi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat lokal. Oleh karena itu, tulisan ini penting untuk menggali lebih dalam bagaimana pengembangan kreativitas dalam program MBKM dapat memberikan kontribusi nyata terhadap pemecahan masalah sosial. Untuk lebih memahami mengenai Pengembangan Kreativitas dalam Memecahkan Masalah Sosial, mari kita  brake down, satu persatu:  

Pertama: Kreativitas dalam Merancang Metode Pengajaran untuk Daerah Terpencil; Mahasiswa MBKM sering kali ditempatkan di daerah-daerah yang kekurangan akses pendidikan. Dengan keterbatasan infrastruktur dan teknologi, mereka perlu berpikir kreatif dalam merancang metode pengajaran yang relevan. Misalnya, menggunakan bahan-bahan lokal atau teknologi sederhana seperti video atau aplikasi mobile yang mudah diakses. Kreativitas ini tidak hanya membantu meningkatkan kualitas pembelajaran, tetapi juga memperkaya pengalaman mahasiswa dalam mengatasi keterbatasan sumber daya.

Kedua: Kolaborasi dengan Alumni dan Tokoh Masyarakat; Kolaborasi adalah kunci dalam pengembangan kreativitas. Mahasiswa MBKM dapat belajar dari pengalaman alumni dan tokoh masyarakat setempat dalam memecahkan masalah sosial. Dengan mendengarkan masukan dari mereka yang lebih berpengalaman, mahasiswa dapat mengeksplorasi berbagai pendekatan baru dalam pengajaran. Hal ini juga membuka ruang bagi inovasi di mana mahasiswa dan masyarakat dapat berkolaborasi menciptakan solusi bersama, seperti mendirikan kelas-kelas informal yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal.

Ketiga: Membangun Kelas-kelas Informal sebagai Solusi Alternatif; Salah satu contoh pengembangan kreativitas adalah membangun kelas-kelas informal. Dalam situasi di mana sekolah formal sulit diakses, mahasiswa dapat berinovasi dengan membuat ruang belajar di rumah-rumah warga, balai desa, atau bahkan tempat umum seperti masjid. Kelas-kelas informal ini memberikan kesempatan bagi anak-anak dan remaja untuk terus belajar, meskipun dengan keterbatasan fasilitas. Ini juga membangun keterikatan antara mahasiswa, masyarakat, dan anak-anak yang terlibat.

Keempat: Pemanfaatan Teknologi Sederhana untuk Proses Pembelajaran; Pemanfaatan teknologi sederhana, seperti ponsel pintar dan aplikasi pembelajaran gratis, dapat menjadi alat yang efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan di daerah terpencil. Mahasiswa MBKM dapat mengeksplorasi penggunaan aplikasi seperti WhatsApp atau Google Classroom untuk memberikan materi dan tugas kepada siswa yang mungkin tidak memiliki akses ke komputer atau jaringan internet yang stabil. Pendekatan ini menekankan pentingnya kreativitas dalam memanfaatkan teknologi yang tersedia sesuai dengan kondisi setempat.

Kelima: Meningkatkan Kualitas Pembelajaran dengan Pendekatan Interaktif; Pendekatan interaktif dalam pengajaran juga merupakan bagian dari pengembangan kreativitas. Mahasiswa MBKM dapat menerapkan metode pembelajaran yang lebih interaktif, seperti diskusi kelompok, permainan edukatif, atau simulasi masalah kehidupan sehari-hari. Ini tidak hanya membantu siswa lebih memahami materi, tetapi juga mendorong mereka untuk berpikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Metode ini membuat proses belajar menjadi lebih menarik dan relevan dengan kehidupan mereka sehari-hari.

Pengembangan kreativitas dalam pemecahan masalah sosial melalui program MBKM memiliki dampak signifikan terhadap peningkatan kualitas SDM di Indonesia, khususnya di daerah yang kurang terjangkau. Mahasiswa yang terlibat dalam program ini tidak hanya belajar tentang tantangan masyarakat, tetapi juga bagaimana mereka dapat menjadi bagian dari solusi melalui pendekatan kreatif dan inovatif. Dengan adanya kolaborasi antara mahasiswa, alumni, dan masyarakat, tercipta solusi yang lebih relevan dan berkelanjutan. Ke depannya, universitas dan pemerintah perlu memberikan dukungan lebih besar bagi mahasiswa MBKM untuk terus mengembangkan kreativitas mereka dalam menyelesaikan masalah sosial. Pelatihan khusus dalam Creative Problem Solving dan pemanfaatan teknologi sederhana dapat menjadi bagian integral dari program ini. Bonus demografi 2030 akan menjadi peluang besar bagi Indonesia jika talenta muda yang kreatif dan inovatif terus didorong dan diberdayakan sejak dini. Wallahu A'lam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun