Fleksibilitas dalam Metode Pengajaran untuk Meningkatkan Adaptasi Mahasiswa MBKM dalam Menghadapi Bonus Demografi 2030
Oleh: A. Rusdiana
Dalam menghadapi era bonus demografi 2030, Indonesia memerlukan generasi muda yang mampu beradaptasi dengan perubahan yang semakin cepat. Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) bertujuan untuk mengembangkan keterampilan mahasiswa, termasuk fleksibilitas dalam menghadapi perubahan, terutama dalam metode pengajaran.
Fenomena perkembangan teknologi, perubahan paradigma pendidikan dari tradisional ke daring, dan peningkatan kebutuhan akan pembelajaran hybrid menciptakan gap besar antara keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja dan yang diajarkan di institusi pendidikan.
Oleh karena itu, fleksibilitas dalam metode pengajaran tidak hanya membentuk kesiapan teknis mahasiswa, tetapi juga mendukung mereka dalam membangun kompetensi yang relevan di masa depan. Tulisan ini bertujuan untuk menyoroti pentingnya fleksibilitas dalam metode pengajaran sebagai strategi adaptasi bagi mahasiswa MBKM, terutama dalam menghadapi tantangan era bonus demografi. Untuk lebih memahami mengenai Adaptasi terhadap Perubahan, mari kita brake down, satu persatu:
Pertama: Penerapan Metode Pengajaran Hybrid; Mahasiswa MBKM perlu menguasai metode pengajaran hybrid yang menggabungkan pembelajaran tatap muka dan daring. Fleksibilitas ini memungkinkan mereka untuk memahami berbagai konteks pembelajaran dan menyesuaikan gaya belajar dengan kebutuhan yang berbeda-beda. Dengan metode hybrid, mahasiswa terbiasa menghadapi situasi yang tidak stabil, sehingga mereka dapat mengelola waktu dan sumber daya secara efektif. Kesiapan ini akan membantu mereka beradaptasi dalam dunia kerja yang juga menerapkan sistem kerja hybrid.
Kedua: Pengelolaan Teknologi dalam Pembelajaran Daring; Teknologi telah menjadi tulang punggung pembelajaran daring. Fleksibilitas mahasiswa MBKM dalam mengelola platform dan alat pembelajaran daring sangat penting untuk memaksimalkan pengalaman belajar. Tidak hanya sekadar mengoperasikan perangkat lunak atau aplikasi, mahasiswa juga perlu beradaptasi dengan berbagai alat baru yang mungkin digunakan dalam pengajaran. Adaptasi cepat terhadap teknologi membantu mahasiswa membangun kemampuan berpikir kritis dan problem-solving yang sangat dibutuhkan di dunia kerja modern.
Ketiga: Fleksibilitas dalam Metode Pengajaran Kolaboratif; Kolaborasi dengan rekan dan dosen melalui metode pengajaran interaktif, seperti project-based learning, juga menjadi salah satu aspek penting dari fleksibilitas. Dalam dunia pendidikan modern, kolaborasi antar mahasiswa dan mentor penting untuk menghasilkan inovasi. Fleksibilitas dalam menerima ide dan pendekatan baru, serta kemampuan untuk bekerja dalam tim yang beragam, mempersiapkan mahasiswa MBKM untuk dunia kerja yang penuh dengan kerja sama lintas disiplin.
Keempat: Pengelolaan Emosi dan Stres dalam Pembelajaran; Fleksibilitas tidak hanya soal teknis, tetapi juga emosional. Mahasiswa MBKM harus belajar mengelola emosi dan stres ketika dihadapkan dengan metode pengajaran yang berubah-ubah. Misalnya, ketika menghadapi tekanan dari tugas daring atau perubahan jadwal yang mendadak, kemampuan untuk tetap tenang dan mencari solusi dengan cepat adalah keterampilan penting. Pengelolaan emosi ini membantu mahasiswa untuk tidak hanya beradaptasi, tetapi juga tampil sebagai profesional yang mampu bekerja di bawah tekanan.
Kelima: Kolaborasi dengan Alumni dan Mentor; Program MBKM menawarkan peluang bagi mahasiswa untuk belajar dari alumni dan mentor yang sudah berpengalaman dalam dunia kerja. Fleksibilitas dalam berinteraksi dan menerima masukan dari alumni atau mentor ini membantu mahasiswa memperkaya wawasan dan cara berpikir mereka. Mahasiswa yang terbuka terhadap saran dan kritik dari mentor akan lebih siap menghadapi berbagai perubahan di dunia kerja, serta memiliki mentalitas pembelajar sepanjang hayat yang sangat penting di era perubahan cepat.
Fleksibilitas dalam metode pengajaran adalah keterampilan kunci yang harus dimiliki oleh mahasiswa MBKM dalam menghadapi bonus demografi 2030. Penguasaan metode pengajaran hybrid, kemampuan beradaptasi dengan teknologi, keterampilan kolaboratif, pengelolaan emosi, dan hubungan baik dengan mentor adalah beberapa strategi utama yang dapat membantu mahasiswa untuk tetap relevan dalam dunia pendidikan dan kerja yang terus berubah.
Untuk ke depannya, diperlukan lebih banyak pelatihan teknis dan mental agar mahasiswa MBKM siap menghadapi tantangan yang dinamis di masa depan. diantaranya: 1) Meningkatkan pelatihan adaptasi teknologi dan metode pengajaran hybrid bagi mahasiswa.2) Memperkuat kolaborasi antara mahasiswa, alumni, dan mentor melalui program mentoring intensif. 3) Menambahkan modul pengelolaan emosi dalam kurikulum MBKM untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapi tekanan dalam dunia kerja. Wallahu A'lam.
_________________________
*) Penguatan Materi Perkuliahan MSDP Kls. I/E Nonreg Prodi MPI-S2 (13 Sept 2023)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H