Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memperkuat Tanggung Jawab dan Komitmen dalam Pembelajaran: Meningkatkan Talenta Muda Melalui Asistensi Mengajar MBKM

13 September 2024   06:16 Diperbarui: 13 September 2024   06:23 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dok. Pembelajaran Pertemuan Ke 1 MK. Sekolah Islam Terpadu Kelas V/D (5 September 2024)

Memperkuat Tanggung Jawab dan Komitmen dalam Pembelajaran: Meningkatkan Talenta Muda Melalui Asistensi Mengajar MBKM 

Oleh A. Rusdiana

Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) menawarkan kesempatan bagi mahasiswa untuk memperluas pengalaman mereka di luar kelas tradisional, salah satunya melalui peran sebagai asisten pengajar. Dalam era bonus demografi 2030, di mana jumlah tenaga kerja muda akan mencapai puncaknya, sangat penting untuk membekali generasi ini dengan profesionalisme yang mencakup tanggung jawab dan komitmen. Tanggung jawab dan komitmen adalah dua aspek mendasar dari profesionalisme. Tanggung jawab mencerminkan kemampuan untuk melaksanakan tugas dengan baik, sementara komitmen menunjukkan dedikasi pada kualitas dan hasil. Dalam konteks pendidikan, kedua nilai ini sangat penting untuk memastikan kualitas pengajaran dan pembelajaran.Meskipun banyak mahasiswa yang dilibatkan dalam program MBKM, masih terdapat kesenjangan dalam pemahaman dan penerapan tanggung jawab serta komitmen dalam praktik pembelajaran. Banyak yang merasa tugas mereka sebagai pengajar hanya bersifat teknis, tanpa menyadari pentingnya peran tersebut dalam membentuk karakter dan keahlian profesional. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan wawasan mengenai bagaimana tanggung jawab dan komitmen yang ditekankan dalam peran sebagai pengajar di program MBKM dapat membantu membentuk talenta muda yang profesional, berintegritas, dan siap menghadapi tantangan bonus demografi 2030. Untuk lebih memahami mengenai Memperkuat Tanggung Jawab dan Komitmen dalam Pembelajaran,  mari kita  brake down, satu persatu: 

Pertama: Memahami Peran dan Tanggung Jawab sebagai Pengajar; Mahasiswa MBKM yang bertindak sebagai asisten pengajar harus memahami bahwa peran mereka bukan hanya membantu dosen, tetapi juga memegang tanggung jawab untuk memastikan pembelajaran berjalan efektif. Mereka harus mengambil inisiatif dalam mengidentifikasi kebutuhan siswa, merencanakan materi, dan memberikan dukungan yang diperlukan. Pemahaman ini membentuk dasar komitmen mereka terhadap kualitas pengajaran.

Kedua: Mengembangkan Komitmen terhadap Kualitas Pengajaran; Komitmen terhadap kualitas pengajaran berarti mahasiswa MBKM harus terlibat secara aktif dalam meningkatkan keterampilan mengajar mereka. Ini mencakup persiapan yang matang sebelum kelas, memantau perkembangan siswa, dan memberikan umpan balik yang konstruktif. Dengan mendalami tanggung jawab ini, mereka akan lebih menghargai pentingnya peran sebagai pengajar yang berpengaruh terhadap perkembangan siswa. Ketiga: Asistensi Mengajar sebagai Proses Pembelajaran Profesional; Asistensi mengajar tidak hanya membantu mahasiswa MBKM meningkatkan keterampilan pedagogis, tetapi juga memperkuat sikap profesionalisme mereka. Dengan terlibat langsung dalam proses pengajaran, mahasiswa belajar untuk beradaptasi dengan dinamika kelas, mengelola waktu, dan menangani masalah secara efisien. Ini memperkuat rasa tanggung jawab mereka sebagai bagian dari komunitas pendidikan.

Keempat:  Kepercayaan dan Akuntabilitas dalam Memimpin Kelas; Mahasiswa MBKM sering kali diberikan kepercayaan untuk memimpin kelas atau menyampaikan materi tertentu. Kepercayaan ini tidak hanya mengasah keterampilan komunikasi mereka tetapi juga mendorong mereka untuk bertanggung jawab atas hasil pembelajaran siswa. Mereka harus menyadari bahwa setiap keputusan yang diambil dalam kelas akan berdampak langsung pada kualitas pendidikan yang diterima siswa.

Kelima:  Membentuk Kemandirian dan Inisiatif Melalui Pengalaman Pengajaran; Melalui pengalaman mengajar, mahasiswa MBKM belajar untuk menjadi lebih mandiri dan proaktif. Mereka harus dapat mengatasi tantangan yang muncul secara mandiri dan mengambil inisiatif untuk mencari solusi yang inovatif. Kemandirian ini merupakan bentuk lain dari tanggung jawab, yang akan sangat berharga dalam karier profesional mereka di masa depan.

Tanggung jawab dan komitmen yang ditanamkan dalam peran mahasiswa MBKM sebagai asisten pengajar memiliki dampak besar dalam membentuk profesionalisme mereka. Melalui pengalaman ini, mereka tidak hanya belajar tentang pedagogi tetapi juga memperkuat sikap tanggung jawab, kemandirian, dan komitmen terhadap kualitas pengajaran. Ini adalah kualitas yang sangat dibutuhkan untuk menghadapi era bonus demografi 2030, di mana Indonesia akan bergantung pada talenta muda yang berkualitas. Untuk memperkuat penerapan tanggung jawab dan komitmen di kalangan mahasiswa MBKM, berikut adalah beberapa rekomendasi: 1) Memberikan pelatihan intensif mengenai pentingnya profesionalisme dalam pengajaran sebelum mereka memulai peran sebagai asisten. 2) Mengadakan evaluasi rutin terhadap kinerja mahasiswa MBKM untuk memastikan bahwa tanggung jawab mereka dalam pengajaran terlaksana dengan baik. 3) Mendorong kolaborasi antara mahasiswa MBKM dengan dosen untuk menciptakan lingkungan belajar yang saling mendukung, di mana tanggung jawab dan komitmen dapat berkembang dengan baik. Dengan implementasi langkah-langkah ini, program MBKM dapat menjadi platform yang lebih efektif dalam membentuk talenta muda yang siap menghadapi tantangan masa depan.  Wallahu A'lam.

Membangun tanggung jawab dan komitmen di kalangan mahasiswa MBKM melalui peran sebagai pengajar merupakan langkah penting dalam menciptakan profesionalisme yang berkelanjutan, terutama dalam menghadapi bonus demografi 2030.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun