Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membangun Jejaring Profesional Melalui Mentorship untuk Meningkatkan Peluang Pekerjaan Pasca Lulus di Era Bonus Demografi 2030

9 September 2024   18:42 Diperbarui: 9 September 2024   18:47 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: WowKeren - tersedia di wowkeren.com

Dalam konteks MBKM, mahasiswa yang terlibat dalam mentorship dengan profesional industri dapat lebih mudah memahami ekspektasi dunia kerja, membangun relasi, serta mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan karier pasca lulus. Hubungan mentor-mentee ini juga sering kali membuka akses ke berbagai peluang kerja yang mungkin tidak tersedia secara publik.

Kedua: Rekomendasi dan Dukungan dari Mentor; Peran mentor tidak hanya terbatas pada bimbingan akademis atau profesional semata, tetapi juga termasuk memberikan rekomendasi langsung ke perusahaan yang relevan. 

Dengan hubungan yang baik, seorang mentor bisa mengarahkan mahasiswa ke perusahaan di mana ia memiliki afiliasi atau merekomendasikan mereka ke jaringan profesional lainnya. Rekomendasi dari mentor yang sudah memiliki reputasi di industri sering kali lebih dipertimbangkan oleh perekrut, memberikan peluang yang lebih besar bagi mahasiswa untuk mendapatkan pekerjaan setelah lulus.

Ketiga: Pemahaman Mendalam tentang Dunia Kerja; Mentorship juga membantu mahasiswa memahami dinamika dan budaya kerja di berbagai sektor industri. Pengetahuan ini sangat penting dalam menghadapi dunia kerja yang sering kali jauh berbeda dari lingkungan akademis. 

Dengan bimbingan mentor, mahasiswa bisa mendapatkan wawasan tentang soft skills yang dibutuhkan, seperti komunikasi profesional, etika kerja, serta keterampilan problem-solving, yang sangat dihargai di dunia kerja.

Keempat; Penguatan Keterampilan Networking di Kurikulum MBKM; Untuk memaksimalkan manfaat dari mentorship, penguatan keterampilan networking harus menjadi bagian dari kurikulum MBKM. 

Keterampilan networking akan membantu mahasiswa tidak hanya membangun hubungan dengan mentor, tetapi juga memanfaatkan peluang-peluang lain yang ada di lingkungan profesional. 

Melalui pelatihan networking, mahasiswa akan lebih siap untuk mengelola relasi profesional secara strategis, membuka peluang kolaborasi dan kerja di masa depan.

Kelima: Kolaborasi Perguruan Tinggi dan Industri; Agar mentorship dalam MBKM lebih efektif, kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri harus ditingkatkan. Perguruan tinggi perlu memastikan mentor yang dilibatkan adalah profesional yang memiliki pengalaman serta jaringan yang relevan dalam industri. 

Dengan demikian, mahasiswa dapat terhubung dengan mentor yang memiliki pemahaman mendalam tentang pasar kerja dan perkembangan terkini di bidang mereka. Kolaborasi ini juga akan memastikan bahwa bimbingan yang diberikan lebih tepat sasaran dalam membantu mahasiswa mempersiapkan diri untuk masuk ke dunia kerja.

Mentorship dalam program MBKM merupakan langkah strategis yang sangat penting untuk mempersiapkan mahasiswa Indonesia menghadapi peluang karier pasca lulus, khususnya di era bonus demografi 2030. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun