Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Akses ke Komunitas Profesional: Kunci Penguatan Talenta Muda di Era Bonus Demografi 2030 malui MBKM

9 September 2024   16:20 Diperbarui: 9 September 2024   16:39 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Guruinovatif.id, Tersedia di https://guruinovatif.id/artikel/komunitas-profesional-sebuah-ruang-aman-bagi-guru-untuk-saling-menguatkan

Akses ke Komunitas Profesional: Kunci Penguatan Talenta Muda di Era Bonus Demografi 2030 melalui Program MBKM

Oleh: A. Rusdiana

Memasuki era bonus demografi pada tahun 2030, Indonesia menghadapi tantangan dan peluang besar terkait dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Salah satu inisiatif pemerintah untuk mempersiapkan talenta muda menghadapi persaingan global adalah melalui Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Program ini memberikan fleksibilitas bagi mahasiswa untuk belajar di luar kampus, termasuk melalui kegiatan magang dan mentorship. Salah satu aspek penting dalam mentorship adalah akses ke komunitas profesional. Melalui bimbingan mentor yang berpengalaman, mahasiswa dapat terhubung dengan jaringan profesional yang relevan, yang penting untuk pengembangan karier mereka. Tulisan ini bertujuan untuk membahas bagaimana akses ke komunitas profesional melalui mentorship dalam MBKM dapat meningkatkan kualitas talenta muda Indonesia. Untuk lebih memahami mengenai Akses ke Komunitas Profesional, mari kita  brake down, satu persatu: 

Pertama: Akses ke Komunitas Industri; Salah satu keuntungan utama dari mentorship dalam MBKM adalah membuka pintu bagi mahasiswa untuk terlibat dalam komunitas industri yang relevan dengan bidang mereka. Dengan koneksi mentor, mahasiswa dapat menghadiri acara industri, seminar, atau konferensi yang akan memberi mereka wawasan langsung tentang tren terbaru dan inovasi di industri tersebut. Pengalaman ini penting untuk memahami dinamika dunia kerja dan kebutuhan industri, membantu mereka mempersiapkan diri dengan lebih baik.

Kedua: Hubungan dengan Asosiasi Profesional; Melalui mentorship, mahasiswa juga bisa terhubung dengan asosiasi profesional. Bergabung dalam asosiasi seperti ini memungkinkan mereka untuk berinteraksi dengan para profesional yang memiliki pengalaman lebih dalam bidang tertentu. Keanggotaan dalam asosiasi profesional sering kali memberikan akses ke pelatihan, workshop, atau bahkan peluang sertifikasi, yang bisa memperkuat kualifikasi mereka di pasar kerja. Ketiga: Kelompok Diskusi dan Komunitas Akademis; Selain komunitas industri dan asosiasi profesional, mentor juga bisa memperkenalkan mahasiswa pada kelompok diskusi atau komunitas akademis yang fokus pada isu-isu spesifik di bidang tertentu. Melalui interaksi dalam komunitas-komunitas ini, mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, berkolaborasi dalam riset, dan memperluas wawasan mereka di luar kurikulum kampus. Kelompok ini juga dapat menjadi wadah untuk berbagi ide dan memecahkan masalah secara kolektif.

Keempat: Pengembangan Hubungan Jangka Panjang; Jejaring yang dibangun melalui komunitas profesional sering kali memiliki dampak jangka panjang. Mahasiswa yang telah terhubung dengan mentor dan komunitas terkait dapat memanfaatkan jaringan ini untuk membangun hubungan profesional yang berkelanjutan. Hubungan-hubungan ini tidak hanya membantu dalam mendapatkan pekerjaan setelah lulus, tetapi juga memberi kesempatan untuk kolaborasi dalam proyek-proyek besar di masa depan.

Kelima: Peningkatan Kepercayaan Diri dan Daya Saing; Terhubung dengan komunitas profesional melalui mentorship juga memberikan keuntungan psikologis. Mahasiswa yang memiliki mentor dan akses ke jejaring profesional cenderung memiliki kepercayaan diri yang lebih besar dalam menghadapi dunia kerja. Mereka lebih siap dalam menghadapi wawancara kerja, mampu bernegosiasi dengan lebih baik, dan memiliki pandangan yang lebih jelas tentang jalur karier yang mereka tempuh. Ini membantu meningkatkan daya saing mereka, terutama dalam persaingan di pasar global yang semakin ketat.

Akses ke komunitas profesional melalui mentorship dalam program MBKM adalah elemen kunci dalam pengembangan talenta muda Indonesia di era bonus demografi 2030. Perguruan tinggi harus bekerja sama lebih erat dengan industri untuk memastikan bahwa mahasiswa mendapatkan akses yang maksimal ke jejaring profesional yang relevan. Program mentorship harus diintegrasikan secara lebih terstruktur dalam kurikulum, dengan penekanan pada pengembangan keterampilan networking. Selain itu, penting untuk terus mendorong partisipasi mahasiswa dalam berbagai komunitas profesional untuk membangun hubungan jangka panjang yang dapat mendukung perkembangan karier mereka di masa depan. Ini semua akan memperkuat kesiapan mereka menghadapi era globalisasi dan persaingan internasional, serta membantu Indonesia memanfaatkan bonus demografi secara optimal. Wallahu A'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun