Program Feedback Reguler dan Pengakuan Prestasi untuk Meningkatkan Talenta Muda di Era Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)
Oleh: A. Rusdiana; Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dirancang untuk membekali mahasiswa dengan kemampuan yang sesuai kebutuhan industri dan masyarakat, salah satunya melalui kegiatan magang dan praktik kerja lapangan. Namun, tantangan yang dihadapi adalah kurangnya sistem evaluasi yang dapat memberikan arahan dan motivasi berkelanjutan kepada mahasiswa. Di sinilah program feedback reguler dan pengakuan prestasi berperan penting. Menurut teori pembelajaran konstruktifis, umpan balik (feedback) berkelanjutan membantu siswa memperbaiki kesalahan, menguatkan pemahaman, dan membangun kemampuan kritis. Sedangkan pengakuan prestasi mengacu pada teori motivasi Herzberg yang menekankan pentingnya apresiasi untuk mendorong kinerja optimal. Meskipun program MBKM memberikan kesempatan belajar yang luas, ada celah dalam penyediaan feedback yang konsisten serta pengakuan prestasi yang kurang terstruktur. Ketiadaan keduanya dapat mengurangi efektivitas proses pembelajaran. Tulisan ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana feedback reguler dan pengakuan prestasi dapat secara teknis dan operasional diterapkan untuk meningkatkan talenta muda Indonesia, khususnya dalam rangka mempersiapkan mereka menghadapi bonus demografi 2030. Untuk lebih memahami mengenai Program Feedback Reguler dan Pengakuan Prestasi untuk Meningkatkan Talenta Muda di Era Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), mari kita brake down, satu persatu:
Pertama: Pengembangan Program Feedback Reguler; Program feedback reguler sangat penting untuk memberikan panduan bagi mahasiswa. Dengan feedback yang disampaikan secara terstruktur dan berkesinambungan, mahasiswa dapat mengetahui area mana yang perlu ditingkatkan dan mendapatkan saran konkret dari para profesional terkait perbaikan yang harus dilakukan. Misalnya, dalam program MBKM, mentor dapat memberikan feedback mingguan yang membantu mahasiswa mengidentifikasi kelemahan mereka dalam pekerjaan praktis.
Kedua: Pengakuan Prestasi Sebagai Motivasi Pembelajaran; Pengakuan prestasi secara formal, seperti sertifikat, penghargaan, atau bahkan pengakuan sederhana dari mentor, bisa menjadi dorongan besar bagi mahasiswa untuk terus belajar dan berkembang. Pengakuan ini penting dalam konteks program magang di MBKM, di mana mahasiswa terlibat langsung dengan industri. Saat mahasiswa diakui atas keberhasilan mereka, motivasi intrinsik mereka untuk terus berkembang meningkat, yang pada gilirannya meningkatkan kompetensi mereka.
Ketiga: Feedback dari Profesional di Dunia Industri; Keterlibatan para profesional dalam memberikan feedback kepada mahasiswa selama magang atau kerja praktik adalah kunci untuk menyelaraskan kompetensi mahasiswa dengan kebutuhan pasar. Profesional yang sudah berpengalaman dalam industri dapat memberikan wawasan yang lebih praktis dan relevan untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa. Melalui feedback langsung dari pelaku industri, mahasiswa bisa mendapatkan gambaran realistis tentang apa yang diharapkan dalam dunia kerja.
Keempat: Sistem Evaluasi Berkelanjutan; Evaluasi yang dilakukan secara berkelanjutan akan membantu mahasiswa untuk terus memperbaiki kinerja mereka selama proses magang. Sistem evaluasi ini bisa dilakukan melalui laporan perkembangan berkala, sesi diskusi individu, dan bahkan penggunaan teknologi seperti aplikasi pembelajaran yang memfasilitasi penilaian otomatis. Program MBKM bisa mengadopsi sistem ini untuk memastikan mahasiswa selalu berada di jalur yang benar selama proses pembelajaran.
Kelima: Integrasi Feedback dengan Perkembangan Karir Mahasiswa; Program feedback reguler tidak hanya bertujuan untuk perbaikan akademik, tetapi juga untuk membentuk profil karir mahasiswa. Dengan menerima feedback yang berkelanjutan, mahasiswa dapat lebih siap memasuki dunia kerja dan membangun portofolio yang lebih kuat. MBKM dapat memfasilitasi integrasi ini melalui platform karir, di mana feedback yang diterima mahasiswa selama magang bisa menjadi referensi bagi perusahaan dalam merekrut tenaga kerja baru.
Program feedback reguler dan pengakuan prestasi dapat menjadi pilar penting dalam pengembangan talenta muda di Indonesia, terutama dalam konteks MBKM yang bertujuan untuk menyiapkan mahasiswa menghadapi tantangan bonus demografi 2030. Penting bagi institusi pendidikan dan industri untuk bekerja sama dalam membangun sistem yang mendorong evaluasi berkelanjutan dan pengakuan prestasi agar mahasiswa dapat terus termotivasi dan berkembang. Rekomendasinya adalah untuk meningkatkan keterlibatan mentor dari dunia industri dalam program MBKM serta memperkuat sistem evaluasi dan apresiasi prestasi mahasiswa selama magang.
Implementasi feedback berkala dan pengakuan prestasi dapat meningkatkan motivasi serta pengembangan talenta muda dalam menghadapi tantangan era bonus demografi 2030.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H