Keterlibatan Karyawan sebagai Kunci Keberhasilan: Pembelajaran untuk MBKM dalam Meningkatkan Talenta Muda Indonesia
Oleh: A. Rusdian
Keterlibatan karyawan telah terbukti sebagai faktor penentu keberhasilan Organisasi/perusahaan. Program-program yang mendorong keterlibatan aktif, seperti feedback reguler dan pengakuan prestasi, menunjukkan peningkatan loyalitas dan kinerja karyawan. Dalam konteks MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka), konsep keterlibatan ini dapat diadaptasi untuk mengoptimalkan potensi talenta muda Indonesia dalam menyongsong era bonus demografi pada tahun 2030. Teori keterlibatan karyawan (Employee Engagement Theory) menjelaskan bahwa karyawan yang terlibat secara emosional dan kognitif dalam pekerjaan mereka akan menunjukkan kinerja yang lebih baik dan lebih loyal terhadap organisasi/perusahaan atau lembaga. Hal ini relevan diterapkan pada talenta muda dalam MBKM untuk meningkatkan motivasi belajar dan kontribusi mereka dalam pembangunan bangsa.
Meskipun banyak organisasi/perusahaan maupun lembaga telah menerapkan program keterlibatan karyawan, penerapannya dalam MBKM untuk mengembangkan talenta muda masih belum optimal. Padahal, strategi ini sangat potensial dalam menciptakan generasi muda yang tidak hanya kompeten secara akademis tetapi juga siap berkontribusi dalam pembangunan ekonomi dan sosial.
Tulisan ini bertujuan untuk mengelaborasi pentingnya keterlibatan dalam program MBKM, sehingga talenta muda merasa dihargai, termotivasi, dan siap menghadapi tantangan bonus demografi pada tahun 2030. Untuk lebih memahami mengenai Memahami Keterlibatan Karyawan sebagai Kunci Keberhasilan, mari kita brake down, satu persatu:
Pertama: Feedback Reguler untuk Meningkatkan Performa; Program feedback reguler yang diterapkan dalam dunia kerja dapat diadaptasi dalam MBKM untuk meningkatkan keterlibatan mahasiswa. Feedback yang terstruktur dan berkelanjutan memungkinkan mahasiswa untuk memahami kekuatan dan area perbaikan mereka, yang pada akhirnya meningkatkan kinerja akademis dan motivasi mereka untuk terus berkembang.
Kedua: Pengakuan Prestasi sebagai Pendorong Loyalitas; Dalam dunia kerja, pengakuan atas pencapaian karyawan berfungsi sebagai motivasi untuk tetap berkontribusi secara optimal. Dalam konteks MBKM, pemberian penghargaan atas prestasi akademik maupun non-akademik dapat meningkatkan loyalitas mahasiswa terhadap program pendidikan mereka dan mendorong mereka untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan kampus.
Ketiga; Penerapan Keterlibatan Karyawan dalam Kurikulum MBKM; Pendekatan keterlibatan karyawan dapat diterapkan dalam kurikulum MBKM dengan merancang program pembelajaran yang interaktif dan partisipatif. Misalnya, melibatkan mahasiswa dalam proyek nyata, diskusi kelompok, dan kegiatan kolaboratif lainnya. Hal ini akan membuat mereka merasa menjadi bagian dari proses pembelajaran, meningkatkan motivasi dan rasa memiliki terhadap hasil belajar mereka.
Keempat: Pengembangan Soft Skills Melalui Program Keterlibatan; Keterlibatan karyawan juga berfokus pada pengembangan soft skills, seperti komunikasi, kerja tim, dan kepemimpinan. MBKM dapat mengadopsi pendekatan ini dengan menyediakan program pengembangan soft skills yang terstruktur, yang akan membantu talenta muda menjadi lebih siap dalam menghadapi dunia kerja dan tantangan global.
Kelima: Adaptasi Keterlibatan Karyawan dalam MBKM untuk Menghadapi Bonus Demografi 2030; Dengan mempersiapkan talenta muda melalui pendekatan keterlibatan yang holistik, Indonesia akan memiliki generasi muda yang siap berkontribusi secara optimal dalam era bonus demografi 2030. Pendekatan ini akan memastikan bahwa mereka tidak hanya memiliki pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga motivasi dan komitmen untuk berperan aktif dalam pembangunan bangsa.
Keterlibatan karyawan telah terbukti sebagai kunci keberhasilan perusahaan/organisasi/Lembaga terutama di lembaga pendidikan banyak alumninya dimanfaatkan untuk ikut berpartisipasi dalam mensukseskan program lembaganya, itu selangkah lebih maju ketimbang magang di tempat kerja orang lain (profesi berdeda) dan konsep ini dapat diadaptasi dalam MBKM untuk meningkatkan kualitas dan kesiapan talenta muda Indonesia.
Dengan menerapkan program feedback reguler, pengakuan prestasi, pengembangan soft skills, dan pendekatan kurikulum yang interaktif, MBKM dapat menciptakan generasi muda yang tidak hanya siap menghadapi tantangan bonus demografi 2030, tetapi juga berperan aktif dalam pembangunan ekonomi dan sosial. Pemerintah dan institusi pendidikan disarankan untuk mengintegrasikan pendekatan keterlibatan ini dalam MBKM guna memastikan pencapaian tujuan pendidikan yang holistik dan berkelanjutan.
Wallahu A'lam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H