Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Meningkatkan Kompetensi dan Daya Saing: Generasi Merdeka Berkarya untuk Indonesia Emas 2045

27 Agustus 2024   19:21 Diperbarui: 27 Agustus 2024   21:25 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meningkatkan Kompetensi dan Daya Saing: Generasi Merdeka Berkarya untuk Indonesia Emas 2045

Oleh: A. Rusdiana

Dalam menghadapi era globalisasi dan revolusi industri 4.0, persaingan di dunia kerja semakin ketat. Generasi muda Indonesia harus dipersiapkan dengan kompetensi yang relevan agar mampu bersaing tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga internasional. Perayaan 79 tahun Indonesia Merdeka dan target Indonesia Emas 2025 menjadi momentum penting untuk menyiapkan generasi yang kompeten dan berdaya saing. Menurut teori human capital, investasi pada pengembangan keterampilan manusia adalah kunci untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi. Keterampilan seperti kepemimpinan, komunikasi, dan pemecahan masalah adalah modal penting yang harus dimiliki oleh generasi muda. Keterampilan ini akan menjadi pendorong utama dalam memanfaatkan potensi bonus demografi pada tahun 2030. Meskipun banyak inisiatif pengembangan diri sudah dilakukan, masih terdapat kesenjangan antara keterampilan yang dimiliki oleh lulusan pendidikan tinggi dengan kebutuhan industri. Tulisan ini penting untuk mengidentifikasi pendekatan yang lebih operasional dan teknis dalam meningkatkan kompetensi dan daya saing talenta muda Indonesia. Untuk lebih jelasnya megenai hal itu, mari kita  brake down, satu persatu: 

Pertama: Pelatihan Soft Skills yang Terintegrasi; Soft skills seperti komunikasi, kepemimpinan, dan kerja sama tim menjadi fundamental di dunia kerja modern. Program Pembinaan Bakat dan Aktivitas Kemahasiswaan (PBAK) dapat menyediakan pelatihan soft skills secara terintegrasi dengan kurikulum akademik. Melalui pelatihan ini, mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan interpersonal yang kuat, meningkatkan kemampuan beradaptasi, dan membangun jejaring profesional sejak dini.

Kedua: Peningkatan Keterampilan Digital; Di era digital, keterampilan teknis seperti penguasaan perangkat lunak, coding, analisis data, dan keamanan siber menjadi sangat penting. PBAK dapat memperkenalkan program yang mendalam terkait keterampilan digital, seperti workshop coding, analisis data, dan seminar tentang keamanan siber. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya mahir dalam teori, tetapi juga memiliki keterampilan teknis yang dapat langsung diterapkan di dunia kerja.

Ketiga: Pengembangan Program Kewirausahaan; Kewirausahaan menjadi salah satu solusi untuk menciptakan lapangan kerja dan mengurangi pengangguran. Program PBAK dapat berperan dalam memfasilitasi pelatihan kewirausahaan, menyediakan inkubator bisnis, dan mengadakan kompetisi startup. Ini tidak hanya memberikan wawasan tentang cara memulai dan mengelola bisnis tetapi juga mendorong kreativitas dan inovasi di kalangan mahasiswa.

Keempat: Seminar dan Workshop Kepemimpinan; Kepemimpinan yang kuat adalah kunci untuk menghadapi tantangan dan perubahan. PBAK dapat menyelenggarakan seminar dan workshop yang fokus pada pengembangan kepemimpinan, termasuk kemampuan untuk membuat keputusan strategis, memotivasi tim, dan mengelola konflik. Program ini dapat menghadirkan pembicara tamu dari industri untuk berbagi pengalaman praktis dan wawasan.

Kelima: Internasionalisasi Pendidikan; Untuk meningkatkan daya saing global, PBAK dapat mendorong program pertukaran pelajar, magang internasional, dan kerjasama dengan universitas luar negeri. Pengalaman belajar di luar negeri akan memperluas wawasan mahasiswa, meningkatkan kemampuan berbahasa asing, dan mengenalkan mereka pada budaya kerja global. Ini akan mempersiapkan mereka untuk bersaing di pasar kerja internasional.

Dalam menyongsong Indonesia Emas 2025 dan bonus demografi 2030, peningkatan kompetensi dan daya saing generasi muda harus menjadi prioritas. Melalui program-program pengembangan diri yang terstruktur seperti yang disediakan oleh PBAK, mahasiswa dapat dibekali dengan keterampilan yang relevan untuk menghadapi tantangan global. Rekomendasi ke depan adalah perlunya kolaborasi antara institusi pendidikan, industri, dan pemerintah untuk menciptakan ekosistem pembelajaran yang adaptif dan inovatif. Dengan demikian, talenta muda Indonesia dapat menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi dan sosial, membawa Indonesia menuju kejayaan di panggung dunia. Wallahui A'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun