Kelima: Kurangnya Fleksibilitas dan Respons terhadap Ide Baru; Meskipun memiliki banyak kekuatan, Company Worker cenderung kurang fleksibel dan sering kali ragu untuk menerima ide-ide baru yang belum terbukti. Ini bisa menjadi hambatan di lingkungan yang dinamis dan inovatif.
Untuk mengatasi hal ini, perlu ada pendekatan yang mendorong Company Worker untuk lebih terbuka terhadap perubahan. Melibatkan mereka dalam diskusi yang memfasilitasi pembelajaran dan adaptasi terhadap ide-ide baru dapat membantu mengembangkan fleksibilitas mereka. Talenta muda harus diajarkan pentingnya keseimbangan antara konservatisme dan inovasi, memungkinkan mereka untuk tetap terbuka terhadap perubahan sambil mempertahankan stabilitas.
Mengoptimalkan peran Company Worker dengan sifat konservatif mereka bisa menjadi strategi yang efektif dalam meningkatkan talenta muda Indonesia, terutama menjelang era bonus demografi 2030. Pemimpin dan pembuat kebijakan harus menyadari pentingnya peran ini dalam tim dan menciptakan lingkungan yang mendukung pengembangan karakteristik tersebut.
Dengan demikian, Indonesia akan memiliki generasi muda yang tidak hanya inovatif dan kreatif tetapi juga disiplin, tekun, dan mampu berpikir praktis. Hal ini pada akhirnya akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja yang stabil di masa depan. Wallahu A'lam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H