Kelima: Mengasah Kemampuan Kritis dan Problem Solving; Dalam proses menciptakan pantun, peserta dihadapkan pada tantangan untuk menyelesaikan masalah dalam batasan yang ketat. Mereka harus berpikir kritis untuk menemukan solusi kreatif dalam menyusun pantun yang memenuhi syarat rima dan makna. Keterampilan ini penting untuk mengatasi tantangan di dunia kerja dan kehidupan sehari-hari, terutama dalam menghadapi dinamika cepat di era industri 4.0.
Pantun sebagai alat pengembangan keterampilan berbahasa dan kreativitas menawarkan manfaat yang signifikan bagi generasi muda Indonesia. Dengan meningkatkan keterampilan berbahasa, mendorong kreativitas, melestarikan budaya, serta mengasah kemampuan kolaborasi dan pemecahan masalah, pantun dapat menjadi metode yang efektif untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi bonus demografi pada tahun 2030.
Oleh karena itu, disarankan agar institusi pendidikan dan organisasi pemuda lebih aktif menyelenggarakan lomba pantun dan workshop, serta mengintegrasikan pantun dalam kurikulum pendidikan untuk memaksimalkan manfaatnya. Dengan pemanfaatan pantun secara optimal, diharapkan generasi muda dapat mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk sukses di era yang akan datang. Wallahu A'lam.
Pemanfaatan pantun secara optimal, dapat meningkatkan keterampilan bahasa dan kreativitas lewat pantun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H