Jangan buang sampah sembarangan,
Lingkungan bersih jadi harapan.
Mari kita jaga bersama,
Bumi bersih, hidup pun bahagia.
Pendekatan ini membuat kampanye lebih engaging dan memotivasi partisipasi aktif dari masyarakat.
Keempat: Mempermudah Penetrasi Informasi; Dalam konteks penyuluhan, pantun dapat mempercepat penyebaran informasi kepada masyarakat yang lebih luas. Dengan pesan yang ringkas dan berirama, pantun mampu menjangkau audiens yang mungkin tidak memiliki waktu untuk membaca materi panjang. Misalnya, informasi mengenai pencegahan COVID-19 bisa disampaikan melalui pantun yang disebarluaskan di berbagai platform.
Cuci tangan dengan sabun,
Jaga jarak agar tetap aman.
Masker dipakai di luar rumah,
Kesehatan kita jadi terjaga.
Penyebaran informasi yang cepat dan efektif adalah kunci dalam program penyuluhan.
Kelima: Meningkatkan Keterlibatan dan Partisipasi; Pantun dapat meningkatkan keterlibatan dan partisipasi masyarakat dalam kampanye sosial. Dengan sifatnya yang menarik dan interaktif, pantun bisa memotivasi masyarakat untuk terlibat lebih aktif dalam program-program sosial. Misalnya, kompetisi pantun yang berkaitan dengan tema kampanye dapat melibatkan berbagai kalangan dan meningkatkan kesadaran serta partisipasi.
Ikut lomba pantun sehat,
Tunjukkan kreativitas kita.
Ajak teman dan saudara,
Meningkatkan kesehatan bersama.
Inisiatif semacam ini membuat kampanye lebih partisipatif dan menyenangkan.
Pada hakikatnya, pantun menawarkan cara yang efektif untuk menyampaikan pesan dalam program penyuluhan dan kampanye sosial, terutama dalam konteks bonus demografi 2030 di Indonesia. Dengan keunggulan dalam kemudahan pengingatan, relevansi budaya, kreativitas, penyebaran informasi, dan keterlibatan masyarakat, pantun dapat menjadi alat yang powerful untuk komunikasi sosial. Oleh karena itu, disarankan agar pemerintah dan organisasi sosial memanfaatkan pantun dalam kampanye mereka, mengadaptasi pesan-pesan penting dengan bentuk yang tradisional namun inovatif ini. Pendekatan ini tidak hanya akan meningkatkan efektivitas penyuluhan tetapi juga memperkuat kearifan lokal di tengah perubahan sosial yang cepat. Untuk hal itu, penting memperhatikan beberapa hal berikut: 1) Integrasikan pantun dalam berbagai media sosial dan komunikasi digital; 2) Gunakan pantun untuk kampanye yang memerlukan penyebaran pesan yang luas dan cepat; 3) Adakan kompetisi pantun untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam program-program sosial., Wallahu A'lam.