Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyusun Portofolio yang Komprehensif, Kunci Mengembankan Talenta Muda menuju Era Bonus Denografi 2030

24 Juli 2024   21:24 Diperbarui: 24 Juli 2024   21:43 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyusun Portofolio yang Komprehensif: Kunci Mengembangkan Talenta Muda Menuju Era Bonus Demografi 2030

Oleh: A. Rusdiana

Indonesia akan menghadapi era bonus demografi pada tahun 2030, dimana jumlah penduduk usia produktif akan mencapai puncaknya. Tantangan ini sekaligus menjadi peluang besar untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan yang holistik. Menyusun portofolio komprehensif bagi siswa dapat menjadi salah satu strategi penting untuk mencapai tujuan ini.

 Secara Teoritis.  Portofolio siswa adalah kumpulan bukti yang mencerminkan hasil belajar, kemajuan, dan prestasi mereka dalam berbagai aspek. Menurut teori pendidikan konstruktivis, portofolio dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan refleksi diri dan penilaian diri, yang esensial untuk pembelajaran sepanjang hayat. Meskipun penting, banyak guru yang belum terampil dalam menyusun portofolio yang mencakup semua aspek perkembangan siswa secara komprehensif. 

Hal ini menciptakan kesenjangan antara potensi besar yang dimiliki oleh generasi muda Indonesia dan realisasi kemajuan mereka secara holistik. Tulisan ini penting untuk memberikan panduan bagi guru dan pendidik dalam menyusun portofolio siswa yang komprehensif, guna mempersiapkan mereka menghadapi era bonus demografi dengan keterampilan dan pengetahuan yang memadai. Mari kita breakdown, satu persatu:

Pertama: Hasil Tugas dan Proyek: Portofolio harus mencakup hasil tugas dan proyek siswa sebagai bukti kemampuan akademik mereka. Dokumentasi ini tidak hanya menunjukkan pemahaman konsep, tetapi juga kreativitas dan kemampuan problem-solving siswa. Guru/Dosen perlu mengumpulkan dan menilai hasil tugas dan proyek secara objektif dan konsisten.  Contoh berikut:

Sumber: Potofolio MK OLP, tersedia di  https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/41696
Sumber: Potofolio MK OLP, tersedia di  https://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/41696

Kedua: Ujian dan Penilaian Formatif: Hasil ujian dan penilaian formatif penting untuk dimasukkan dalam portofolio untuk memberikan gambaran tentang kemajuan akademik siswa dari waktu ke waktu. Ini membantu dalam mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan dan merencanakan strategi pengajaran yang sesuai.

Ketiga: Partisipasi dalam Kegiatan Ekstrakurikuler: Aspek non-akademik seperti partisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler harus diintegrasikan dalam portofolio untuk menunjukkan pengembangan keterampilan sosial, kepemimpinan, dan minat siswa di luar kelas. Ini mencerminkan pendekatan pendidikan yang holistik.

Keempat: Refleksi dan Self-Assessment: Portofolio harus mengandung elemen refleksi dan self-assessment di mana siswa dapat mengevaluasi diri mereka sendiri. Ini membantu siswa mengembangkan kesadaran diri, tanggung jawab, dan kemampuan untuk mengidentifikasi kekuatan serta kelemahan mereka.

Kelima: Pelatihan Guru dalam Menyusun Portofolio: Guru perlu dilatih untuk menyusun portofolio yang mencerminkan kemampuan akademik dan non-akademik siswa secara objektif dan komprehensif. Pelatihan ini harus mencakup teknik penilaian, pemilihan bukti yang relevan, dan cara memberikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa.

Sinkatnya, menyusun portofolio komprehensif bagi siswa adalah langkah penting dalam mempersiapkan talenta muda Indonesia menghadapi era bonus demografi 2030. Portofolio yang mencakup berbagai aspek perkembangan siswa memberikan gambaran menyeluruh tentang kemajuan mereka, baik dari sisi akademik maupun non-akademik. 

Dengan ini, merekomendasikan bahwa: 1) Implementasi Pelatihan Guru: Pemerintah dan lembaga pendidikan perlu mengadakan pelatihan rutin bagi guru untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menyusun portofolio siswa; 2) Pengintegrasian Ekstrakurikuler: Sekolah harus memastikan bahwa partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler didokumentasikan dan dinilai sebagai bagian dari portofolio mereka; 3) Penggunaan Teknologi: Memanfaatkan platform digital untuk menyusun dan mengelola portofolio siswa agar lebih efisien dan mudah diakses oleh semua pihak yang berkepentingan.

Dengan demikian, penyusunan portofolio yang komprehensif dapat menjadi alat yang efektif dalam mengembangkan talenta muda Indonesia menuju era bonus demografi 2030 yang sukses. Wallahu A'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun