Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Lebih Dekat dengan Pembelajaran Diferensiasi: Strategi Peningkatan Talenta Muda Menyonsong Bonus Demografi 2030

23 Juli 2024   04:26 Diperbarui: 23 Juli 2024   05:11 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: SMP Negeri 5 Satu Atap Bumijawa, tersedia di www.smpn5satapbumijawa.sch.id

Kedua; Kurikulum yang Berkualitas Kurikulum yang berkualitas merupakan dasar dari pembelajaran diferensiasi. Kurikulum harus memiliki tujuan jelas terkait apa yang harus diketahui, dipahami, dan dilakukan siswa. 

Menurut Nova Riskiana, dkk. (2021), kurikulum yang baik juga harus mampu memberikan pemahaman kepada siswa tentang manfaat dari materi yang dipelajari serta melibatkan siswa dalam proses belajar. 

Di era bonus demografi, kurikulum harus dirancang untuk mengembangkan keterampilan abad 21 seperti berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi. Dengan demikian, siswa tidak hanya belajar untuk lulus ujian, tetapi juga untuk menjadi pemikir independen dan problem solver yang handal.

Ketiga: Penilaian untuk Menunjukkan Hasil Belajar; Penilaian berkelanjutan adalah salah satu prinsip penting dalam pembelajaran diferensiasi. Guru perlu mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa sebelum dan setelah proses pembelajaran. 

Hal ini tidak hanya membantu guru dalam merencanakan kegiatan pembelajaran yang lebih efektif, tetapi juga memberikan umpan balik kepada siswa tentang perkembangan mereka. Penilaian formatif yang dilakukan secara rutin memungkinkan guru untuk menyesuaikan strategi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan individu siswa. 

Dalam konteks bonus demografi, penilaian yang efektif akan memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan perhatian yang diperlukan untuk mengembangkan potensinya secara maksimal.

Pembelajaran diferensiasi adalah pendekatan yang sangat relevan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, terutama dalam rangka mempersiapkan talenta muda menyongsong era bonus demografi 2030. 

Dengan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, merancang kurikulum yang berkualitas, dan melakukan penilaian berkelanjutan, guru dapat memastikan setiap siswa mendapatkan pengalaman belajar yang optimal. Untuk implementasi yang efektif, diperlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, institusi pendidikan, dan masyarakat. 

Untuk hal ini, Pemerintah perlu menyediakan pelatihan dan sumber daya yang memadai bagi guru, sementara institusi pendidikan harus terus berinovasi dalam metode pengajaran. Dengan kolaborasi yang baik, pembelajaran diferensiasi dapat menjadi kunci sukses dalam mengembangkan talenta muda Indonesia yang siap bersaing di kancah global. Wallahu A'lam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun