Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Model Problem Based Learning (PBL) dalam Program Pendidikan Profesi dalam Jabatan: Meningkatkan Talenta Guru Muda Menuju Era Bonus Demografi 2030ne

22 Juli 2024   09:06 Diperbarui: 22 Juli 2024   09:07 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Lapooran PPG Pendalaman Materi Pedagogik 2023. Tersedia di https://etheses.uinsgd.ac.id/1/LAPORAN-PPG.

Model Problem Based Learning (PBL) dalam Program Pendidikan Profesi Guru dalam Jabatan: Meningkatkan Talenta Guru Muda Menuju Era Bonus Demografi 2030

Oleh: A. Rusdiana

Praktik pembelajaran di sekolah-sekolah Indonesia sering kali masih monoton dan kurang melibatkan peserta didik secara aktif. Pendidikan Pancasila, misalnya, seringkali disampaikan dengan metode ceramah yang tidak mengintegrasikan teknologi dan menyebabkan rendahnya minat baca siswa. Untuk mengatasi masalah ini, pendidik menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dengan metode diskusi kelompok, yang melibatkan peserta didik secara aktif dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif mereka. Problem Based Learning adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pemecahan masalah nyata sebagai konteks bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif, serta mendapatkan pengetahuan yang relevan. Model ini menekankan pada kolaborasi, investigasi mandiri, dan presentasi hasil temuan. Sementara banyak penelitian menunjukkan efektivitas PBL, penerapannya dalam konteks Pendidikan Profesi Guru di Indonesia masih kurang optimal. Tulisan ini penting untuk memberikan panduan praktis bagi pendidik, terutama guru muda, dalam menerapkan PBL dan mengatasi tantangan yang muncul, guna meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan Indonesia menghadapi era bonus demografi 2030. Mari kita breakdown, satu persatu: 

Pertama: Situasi: Tantangan dalam Metode Pembelajaran Tradisional; Pendidikan Pancasila di sekolah seringkali disampaikan dengan metode ceramah yang kurang melibatkan siswa dan tidak memanfaatkan teknologi. Ini berdampak pada rendahnya minat baca dan partisipasi aktif siswa. Model PBL menawarkan solusi dengan mendorong siswa untuk berpikir kritis dan kreatif serta berkolaborasi dalam kelompok untuk memecahkan masalah yang diberikan.

Kedua: Tantangan: Mengatasi Hambatan dalam Penerapan PBL; Meskipun PBL memiliki banyak keuntungan, implementasinya tidak tanpa tantangan. Beberapa siswa mungkin kurang aktif dalam diskusi kelompok, masih ada yang mengobrol saat pelajaran, atau kurang percaya diri saat presentasi. Untuk mengatasi ini, pendidik perlu menyediakan modul ajar yang baik, media pembelajaran yang menarik, dan memberi motivasi serta bimbingan intensif kepada siswa yang kurang aktif.

Ketiga: Aksi dan Refleksi Dampak: Strategi Penerapan PBL yang Efektif
Langkah-langkah untuk menghadapi tantangan dalam penerapan PBL meliputi pembuatan modul ajar, penyediaan bahan ajar, media pembelajaran, dan lembar kerja siswa. Model ini menekankan pada orientasi masalah, investigasi mandiri dan kelompok, serta presentasi dan evaluasi hasil. Strategi seperti memberikan contoh presentasi yang baik, memberikan pujian, dan bimbingan langsung terbukti efektif dalam meningkatkan partisipasi dan kepercayaan diri siswa. Hasil refleksi menunjukkan peningkatan pemahaman, minat baca, dan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran.

Pada prinsipnya; Penerapan model Problem Based Learning dalam program Pendidikan Profesi Guru memiliki dampak positif yang signifikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengembangan talenta guru muda. Dengan persiapan yang matang, dukungan fasilitas, dan bimbingan yang baik, PBL dapat menjadi model pembelajaran yang efektif untuk menghadapi era bonus demografi 2030. Rekomendasi untuk pendidik adalah terus mengembangkan inovasi pembelajaran, memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran, dan melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar. Dukungan dari kepala sekolah, rekan guru, dan seluruh warga sekolah juga sangat penting untuk keberhasilan implementasi PBL.

Dengan struktur ini, tulisan diharapkan dapat memberikan panduan praktis bagi guru dalam menerapkan PBL, sekaligus mempersiapkan mereka untuk berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia menjelang era bonus demografi 2030. Wallahu A'lam.

Penerapan model Problem Based Learning (PBL) dalam PPG, memberikan dampak signifikan pada peningkatan kualitas pembelajaran dan pengembangan talenta guru muda, yang esensial dalam menyongsong bonus demografi 2030.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun