Keempat: Keterampilan Abad 21: PBL mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan abad 21 dengan mengembangkan keterampilan kritis seperti berpikir kritis, kreativitas, dan kemampuan beradaptasi. Proyek-proyek yang kompleks membutuhkan siswa untuk merencanakan, menyelidiki, dan menghasilkan solusi inovatif. Keterampilan ini sangat penting dalam dunia kerja yang terus berubah dan semakin kompetitif, terutama dalam konteks bonus demografi 2030.
Kelima:Pengalaman Belajar yang Menarik dan Bermakna: PBL menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa. Dengan terlibat dalam proyek yang relevan dengan kehidupan mereka, siswa merasa lebih termotivasi dan terlibat dalam proses belajar. Hal ini tidak hanya meningkatkan hasil belajar tetapi juga membangun rasa percaya diri dan kepuasan dalam belajar. Siswa yang termotivasi lebih mungkin untuk terus belajar dan berkembang sepanjang hidup mereka.
PBL menjadi karakter utama Kurikulum Merdeka Belajar karena kemampuannya untuk mengembangkan soft skills, karakter pelajar Pancasila, keterampilan literasi-numerasi, dan keterampilan abad 21 yang diperlukan dalam dunia kerja modern.
Dalam menghadapi bonus demografi 2030, penerapan PBL dapat memastikan bahwa generasi muda Indonesia siap untuk memanfaatkan peluang dan menghadapi tantangan masa depan. Dengan ini, merekomendasikan Bahwa: 1) Pelatihan Guru: Menyediakan pelatihan berkelanjutan bagi guru dalam merancang dan mengimplementasikan PBL. 2) Fasilitas dan Sumber Daya: Meningkatkan fasilitas dan sumber daya yang mendukung pelaksanaan PBL di sekolah. 3) Kolaborasi dengan Industri: Membangun kemitraan dengan industri untuk menciptakan proyek yang relevan dan menantang bagi siswa. 4) Evaluasi dan Penilaian: Mengembangkan metode evaluasi yang sesuai untuk menilai hasil belajar siswa dalam konteks PBL. 5) Kebijakan Pendidikan: Mendorong kebijakan yang mendukung fleksibilitas dan inovasi dalam pembelajaran, sejalan dengan tujuan Kurikulum Merdeka Belajar. Wallahu A'lam