Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengapa PBL jadi Fokus dan Pilihan Utama dalam Kurikulum Merdeka Belajar?

22 Juli 2024   03:01 Diperbarui: 22 Juli 2024   03:08 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Warta Pendidikan, (dimodifikasi)

Mengapa PBL jadi Fokus Utama Kurikulum Merdeka Belajar?

Oleh: A. Rusdiana

Kurikulum Merdeka Belajar hadir sebagai respons terhadap pandemi COVID-19 dan kebutuhan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Kurikulum ini menekankan fleksibilitas dan fokus pada materi esensial, dengan tujuan meningkatkan kompetensi literasi dan numerasi serta mengembangkan karakter pelajar Pancasila. 

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning atau PBL) adalah pendekatan pedagogis yang melibatkan siswa dalam proyek-proyek kompleks dan realistis untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan. 

PBL telah terbukti efektif dalam meningkatkan keterampilan abad 21, seperti pemecahan masalah, kolaborasi, dan komunikasi. Meskipun PBL telah diterapkan di banyak negara maju, penerapannya di Indonesia masih terbatas. 

Ada kebutuhan untuk memahami mengapa PBL menjadi karakter utama dalam Kurikulum Merdeka Belajar dan bagaimana hal ini dapat mendukung peningkatan talenta muda, terutama dalam menghadapi bonus demografi 2030. 

Tulisan ini bertujuan untuk mengelaborasi pentingnya PBL dalam Kurikulum Merdeka Belajar dan bagaimana pendekatan ini dapat membantu Indonesia mempersiapkan generasi muda yang siap bersaing di era global dan memanfaatkan bonus demografi yang akan datang. Mari kita breakdown, satu persatu:  

Pertama: Pengembangan Soft Skill dan Karakter Profil Pelajar Pancasila: PBL memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja dalam tim, memecahkan masalah nyata, dan berkomunikasi secara efektif. Hal ini sejalan dengan tujuan Kurikulum Merdeka Belajar untuk mengembangkan karakter pelajar Pancasila yang memiliki gotong royong, integritas, dan kemandirian. Dalam proyek, siswa belajar untuk menghargai perbedaan, mengelola konflik, dan berkontribusi positif dalam masyarakat.

Kedua: Fokus pada Materi Esensial: Kurikulum Merdeka Belajar mengurangi beban materi yang tidak esensial, memungkinkan lebih banyak waktu untuk mendalami literasi dan numerasi. PBL mendukung fokus ini dengan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu dalam proyek yang relevan dan kontekstual. Siswa belajar menerapkan konsep-konsep inti dalam situasi nyata, memperdalam pemahaman mereka dan meningkatkan keterampilan analitis.

Ketiga: Pembelajaran Terdiferensiasi: Salah satu karakter utama Kurikulum Merdeka Belajar adalah fleksibilitas, yang mendorong guru untuk menerapkan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan kebutuhan siswa. PBL memungkinkan guru untuk menyesuaikan proyek berdasarkan minat dan kemampuan siswa, memberikan tantangan yang sesuai dan mendukung perkembangan individual. Hal ini penting untuk mengakomodasi keragaman siswa dan memastikan setiap anak mendapatkan kesempatan belajar yang optimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun