Kelima: Penilaian Berbasis Portofolio: Penilaian dalam PBL sering kali dilakukan melalui portofolio yang mencakup berbagai tugas proyek. Hal ini memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang kemampuan dan perkembangan siswa. Penilaian berbasis portofolio juga mendorong siswa untuk merefleksikan pembelajaran mereka dan terus meningkatkan diri.
Mendorong pembelajaran berbasis proyek sangat penting dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, dan kreativitas talenta muda Indonesia. PBL tidak hanya relevan dengan dunia kerja nyata, tetapi juga mempersiapkan siswa untuk menjadi profesional yang kompeten dan siap menghadapi bonus demografi 2030. Dengan ini meromendasikan bahwa:
Integrasi PBL dalam Kurikulum: Pemerintah dan lembaga pendidikan harus mengintegrasikan PBL dalam kurikulum nasional untuk memastikan semua siswa mendapatkan manfaatnya.
Pelatihan Guru: Guru perlu dilatih untuk menerapkan PBL secara efektif, termasuk dalam hal desain proyek, fasilitasi, dan penilaian.
Kolaborasi dengan Industri: Lembaga pendidikan harus menjalin kerja sama dengan industri untuk memastikan proyek yang diberikan relevan dengan kebutuhan dunia kerja.
Penggunaan Teknologi: Memanfaatkan teknologi untuk mendukung PBL, seperti platform kolaborasi online dan alat penilaian digital.
Evaluasi dan Penyesuaian: Secara rutin mengevaluasi efektivitas PBL dan melakukan penyesuaian berdasarkan umpan balik dari siswa dan guru.
Dengan menerapkan rekomendasi ini, Indonesia dapat memanfaatkan bonus demografi 2030 dengan lebih optimal, menghasilkan talenta muda yang siap bersaing di era globalisasi dan industri 4.0. Wallahu A'lam.