Mohon tunggu...
Ahmad Rusdiana
Ahmad Rusdiana Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi Pendidikan, Penulis, Peneliti, Pengabdian Kepada Masyarakat-Pendiri Pembina Yayasan Pendidikan Al-Misbah Cipadung Bandung-Pendiri Pembina Yayasan Tresna Bhakti Cinyasag-Panawangan-Ciamis Jawa Barat

“Learning to Explore, Develop, and Serve”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Langkah-Langkah Pembelajaran Metakognisi, Mempersiapkan Talenta Muda Indonesia Menjelang Bonus Demografi 2020

19 Juli 2024   21:09 Diperbarui: 19 Juli 2024   21:31 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langkah-Langkah Pembelajaran Metakognisi: Mempersiapkan Talenta Muda Indonesia Menjelang Bonus Demografi 2030

Oleh: A. Rusdiana

Indonesia akan segera menyongsong era bonus demografi pada tahun 2030, di mana jumlah penduduk usia produktif akan mencapai puncaknya. Kondisi ini membawa peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi, namun juga tantangan dalam hal kesiapan sumber daya manusia. 

Metakognisi, atau kemampuan untuk berpikir tentang berpikir, telah diakui sebagai metode pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kesadaran dan kontrol diri dalam proses belajar. 

Menurut Apriani (2012), langkah-langkah pembelajaran metakognisi melibatkan diskusi awal, kerja mandiri, dan penyimpulan. Meski potensi bonus demografi sangat besar, tanpa strategi pendidikan yang tepat, peluang ini bisa terlewatkan. 

Tulisan ini penting untuk mengelaborasi metode pembelajaran metakognisi sebagai alat untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan mandiri bagi talenta muda Indonesia. Mari kita breakdown, satu persatu:  

Tahap Pertama: Diskusi Awal (Introductory Discussion), meliputi kegiatan, sebagai berikut: 

  • Tujuan: Pada tahap ini, guru menjelaskan tujuan dari topik yang akan dipelajari. Siswa dibekali dengan bahan ajar dan dipandu untuk menanamkan konsep melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam bahan ajar tersebut.
  • Penerapan: Misalnya, dalam pelajaran matematika, siswa diajak untuk mengajukan pertanyaan seperti: "Apakah saya memahami semua uraian materi tadi?", "Jika tidak memahami, apa yang ingin saya tanyakan?".
  • Manfaat: Pertanyaan-pertanyaan ini mendorong siswa untuk lebih sadar akan proses belajar mereka dan membantu mereka menemukan bagian yang belum dipahami serta cara mencari solusinya.

Tahap Kedua: Kerja Mandiri/Individu (Independent Work) meliputi kegiatan, sebagai berikut: 

  • Tujuan: Siswa diberikan persoalan dengan topik yang sama dan mengerjakan secara individual. Guru berkeliling kelas memberikan feedback secara individual, menuntun siswa untuk memusatkan perhatian pada kesalahan mereka dan memberikan petunjuk agar mereka dapat mengoreksinya sendiri.
  • Penerapan: Contohnya, saat mengerjakan soal matematika, siswa diajak untuk mengevaluasi dan merefleksikan kesalahan yang mereka buat, dengan bimbingan guru.
  • Manfaat: Proses ini tidak hanya memberikan jawaban yang benar, tetapi juga membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan menemukan jawaban yang benar melalui proses berpikir yang terarah.

Tahap Ketiga: Penyimpulan meliputi kegiatan, sebagai berikut: 

  • Tujuan: Pada tahap ini, siswa melakukan rekapitulasi dari apa yang telah dilakukan di kelas. Siswa diajak untuk menyimpulkan sendiri materi yang telah dipelajari, dengan bimbingan guru.
  • Penerapan: Guru dapat memberikan pertanyaan seperti: "Apa yang kamu pelajari hari ini?", "Apa yang kamu pelajari tentang diri kamu sendiri dalam menyelesaikan soal matematika yang diberikan?".
  • Manfaat: Tahap ini membantu siswa untuk merefleksikan pembelajaran mereka dan memahami bagaimana mereka menyelesaikan masalah, yang pada gilirannya meningkatkan kesadaran dan kontrol diri mereka.

Langkah-langkah pembelajaran metakognisi dapat membantu talenta muda Indonesia untuk lebih sadar dan terarah dalam proses belajar mereka. Dengan demikian, mereka akan lebih siap menghadapi tantangan dan peluang yang muncul dengan bonus demografi pada tahun 2030. dengan ini merekommendasikan bahwa:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun