Mohon tunggu...
Ahmad Fathurrozak
Ahmad Fathurrozak Mohon Tunggu... Guru - Guru

guru yang kritis terhadap pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apakah Sekolah Hanya Prestise Sosial?

11 Desember 2022   00:20 Diperbarui: 11 Desember 2022   01:12 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal yang Melatarbelakangi Permasalahan Tersebut

Permasalahan pemalsuan ijazah dan kecurangan dalam Ujian nasional sebagi syarat untuk mendapat ijazah menunjukan bahwa telah terjadi publik opini dan paradigma dalam masyarakat dimana ijazah dan gelar akademik merupakan penentu kesuksesan hidup seseorang. Tuntutan dalam masyarakat juga seakan mendukung pandangan seperti ini, masyarakat seakan mempunyai penghargaan yang berlebihan kepada orang-orang yang mempunyai gelar akademik dan kurang begitu memberikan kepada orang yang mempunyai keahlian tanpa gelar akademik. Hal ini berkaitan juga dengan status sosial yang akan dimiliki orang-orang yang bergelar tersebut, dan akspektasi sosial yang diharapkan mereka akan diberikan oleh masyarakat. Orang yang memiliki gelar akademik biasanya secara langsung maupun tidak langsung akan menduduki status sosial tertentu di masyarakat.dengan menduduki status sosial tertentu maka seseorang akan memperoleh dan perlakuan khusus yang akan memberikan kemudahan dalam akses sosial, politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya.

Selanjutnya adalah tuntutan dari dunia kerja juga yang terlalu mengantungkan penilaiannya kepada ijazah dan gelar akademik pada saat penerimaan pegawai, penentuan gaji dan kenaikan promosi. Menjadikan dua hal tersebut dianggap menadi penentu kesuksesan hidup seseorang.


Upaya yang Dapat Dilakukan Untuk Mengatasi Permasalahan Tersebut

Melihat kenyataan yang begitu ironis terjadi pada dunia pendidikan saat ini diperlukan adanya upaya untuk mengatasi hal tersebut. Perlu adanya penanaman kembali menganai esensi pendidikan yang sesungguhnya. pendidikan memang merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk mencapai kesejahteraan dalam kehidupan, dan media untuk mendapat pendidikan tersebut adalah melaui lembaga pendidikan yang bernama sekolah. Namun disini harus diperhatikan bahwa tujuan utama untuk bersekolah bukanlah untuk mendapatkan ijazah ataupun gelar semata. Sehingga arti sebuah ijazah dan gelar yang didapat dari sebuah proses pendidikan di sekolah bukan merupakan hal yang dipakai untuk gagah-gagahan, pamer-pameran dan hanya sekedar untuk menaikan prestise seseorang semata. Lebih dari itu pendidikan di sekolah merupakan bekal kita dalam menjalani kehidupan, serta merupakan tempat untuk kita mencapai keoptimalan manusia. Untuk itulah penanaman kembali mengnai esensi sesungguhnya dari pendidikan itu sangat penting karena jika paradigma masyarakat mengenai pendidikan masih kurang sesuai dengan esensi sesungguhnya dari pendidikan maka mau sebagus apapun metode dan sistem pendidikan yang digunakan tetap tidak akan terlaksana pendidikan dengan sesungguhnya.

Analisis

Lunturnya esensi pendidikan yang terjadi sekarang ini dilihat dari kajian sosiologi pendidikan merupakan hasil dari publik opini yang terjadi pada masyarakat. Pandangan tersebut yang awalnya merupakan sebuah isu kontroversional namun karena banyak dianut oleh masyarakat sehingga terjadi pembenaran oleh masyarakat. Lama kelamaan pandangan tersebut pun seakan wajar dan biasa saja.

Sekarang ini terjadi kekeliruan mengenai tujuan pendidikan yang berlangsung di masyarakat. Undang-undang No. 12 tahun 1954 menegaskan bahwa tujuan pendidikan ialah membentuk manusia susila yang cakap dan warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyatrakat dan tanah air. Berdasarkan undang-undang tersebut, pendidikan lebih difokuskan dan lebih menekankan pada proses saat pendidikan tersebut berlangsung. Sesungguhnya saat seseorang mengenyam pendidikan berarti dia sedang dalam upaya untuk membentuk dirinya menjadi sosok manusia ideal dan berupaya untuk mengoptimalkan segala sesuatu yag dia punya sesuai dengan kempuannya.

Namun paradigma sekarang yang terjadi pada masyarakat, fokus dari pendidikan adalah hasil akhir tanpa melihat proses yang terjadi dalam mencapainya. Banyak orang mengenyam pendidikan hanya untuk mendapat ijazah dan gelar. Tujuan pendidikan hanya sekedar meningkatkan prestise dan gengsi di tengah masyarakat.

 Memang salah satu fungsi pendidikan adalah untuk sarana mobilitas sosial dan meningkatkan status sosial menjadi lebih baik (Vertical Social Movement) dengan cepat. Namun bukan berarti pendidikan menjadi jalan satu-satunya untuk seseorang melakukan mobilitas sosial sehingga seseorang sampai melakukan mengahalalkan segala cara untuk mencapai hasil yang baik dari pendidikan. Pemalsuan ijazah dan kecurangan dalam Ujian Nasional menjadi sebuah masalah yang sangat ironis bagi kita. Adanya jeratan hukum bagi pelaku pelaku dan yang terlibat dalam praktik pemalsuan ijazah, serta perubahan sistem pasa Ujian Nasional setiap tahun mungkin dapat mengurangi sedikit permasalahan tersebut. Namun, upaya tersebut tetap tidak akan afektif jika paradigma masyarakat menganai pendidikan masih belum sesuai. Harus ada penanaman kembali mengenai esensi sesungguhnya mengenai pendidikan, karena jika semua orang sudah memiliki kesadaran akan esesnsi sesungguhnya dari pendidikan maka pendidikan pun akan berjalan dengan baik tanpa masalah dan penyimpangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun