dilansir dari beberapa kitab yang saya baca, saya uraikan bagaimana dan seperti apa ulama dahulu menenangkan bathin nya tanpa perlu merisaukan besok makan apa, dan hebat nya ulama dahulu mampu melahirkan banyak karya tanpa memikirkan isi perutnya, maka dari itu karya karya yang mereka para ulama lahirkan mampu mengguncangkan jagat keilmuan, bahkan jika di karya ilmiah kan itu mampu menandingi desertasi yang dibuat dosen zaman sekarang,Â
perlunya kita kembali kekilas balik zaman dahulu betapa tirakatnya mereka untuk tidak tamak dengan gemerlap dunia, hal ini perlu dan patut kita contoh, betapa yakin dan pasrah dengan Allah karena dalam hatinya tidak ada kerisauan besok makan apa besok dapat uang dari mana.
Teori ini bukan berarti mengajarkan orang untuk tidak bekerja namun mengjarkan bahwa pentingnya hati kita taaluq atau bergantung dengan Allah dan apa apa yang diciptakan didunia oleNya pasti akan dicukupkan karenaNya, jadi itulah dasar utama ulama dahulu lebih mementingkan membuat karya yang nantinya bisa dibaca oleh kita dan para ulama yang akan meneruskan tampuk keilmuan, jadi kezuhudan yang diajarkan ini sangatlah bagus dan perlu kita contoh, setidaknya kita tidak seserius ini mengejar dunia, tapi juga tetap merasakan bathin yang tenang serta nikmat,
orang dahulu para ulama mengajarkan ahlusoum ahli puasa bukan semata mata karena prihatin karena tidak ada yang bisa dimakan melainkan, sikap menjaga diri dari nafsu angkara yang bisa menjatuhkan akal sehat yang dimiilikinya,
nama pena :Aktuali
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H