Mohon tunggu...
Ahmad Abni
Ahmad Abni Mohon Tunggu... Guru - Manusia akan mencapai esensi kemanusiaannya jika sudah mampu mengenal diri melalui sikap kasih sayang

Compasionate (mengajar PPKn di MTsN Bantaeng)

Selanjutnya

Tutup

Bola

Fanatisme Sepak Bola dan Kematian Banal

3 Oktober 2022   21:08 Diperbarui: 3 Oktober 2022   21:32 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepak bola sudah menjadi olahraga yang paling dikenal dikalangan masyarakat. Itu karena olahraga ini termasuk olahraga yang sudah berumur tua, bahkan FIFA mengakui bahwa pada tahun 206 SM olahraga yang menyerupai permainan sepak bola sudah dimainkan di China. Selain itu, permainan ini sangat mudah dimainkan. Tidak heran jika sepak bola memiliki jumlah penonton dan pencinta yang luar biasa banyak bahkan diantara semua cabang olah raga, sepak bolalah yang paling terbanyak. Dalam satu pertandingan saja, penonton bisa sampai puluhan ribu. Untuk mewadahi jumlah yang besar itu dibangunlah stadion serupa colosseum di zaman romawi dulu.

Diantara puluhan ribu penonton itu, akan beragam pula karakter yang terhimpun di dalamnya. Ada yang datang sebatas memberikan support, ada pula yang datang untuk mencari hiburan, ada pula yang datang untuk melihat kemenangan dan tak mau melihat kekalahan tim dukungannya.

Fanatisme dalam sepak bola tidak hanya terbatas pada batasan dinding stadion, namun mampu meluber keluar arena pertandingan. Fanatisme bukan hanya persoalan cinta buta terhadap dukungan tetapi sudah dirasuki dendam, pelampiasan dan gelora persaingan. Tidak jarang ditemukan bentrokan antar para pendukung club yang akhirnya memicu konflik sosial yang berkepanjangan. Akibatnya kerugian harta benda, fasilitas umum rusak, nilai-nilai moral tidak dihargai lagi bahkan paranya lagi sampai terjadi korban jiwa. Sungguh memilukan jika mengorbankan nyawa hanya karena sesuatu yang sia-sia. Itu namanya kematian banal.

Alangkah eloknya jika antusiasme dalam sepak bola sedapat mungkin fanatisme negatif diubah menjadi sesuatu yang produktif dan kreatif. Sudah banyak quotes dari para pendukung sepak bola yang mengarah kesana. Sebagai contoh; "menang kusanjung, kalahpun kudukung". "jika kalian tidak bisa mendukung kami saat kalah, jangan pernah bersorak ketika kami menang". "kami pecinta bukan perusak citra".  

Kita tidak ingin lagi ada satu nyawapun melayang dengan kematian banal. Kita ingin sepak bola sebagai sarana hiburan rakyat sebagaimana takdirnya hiburan yang membawa kesehatan mental, jiwa dan raga bukan menjadi bencana atau tragedi. Sikap fanatisme berlebihan adalah sikap primitive manusia dan tentu di jaman yang secanggih sekarang sangat ironi jika kita masih berperilaku primitive dengan segala bentuk tindakan fandalismenya.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun