Bukan juga pemimpin yang berorientasi karir yang motivasinya ketika melakukan pekerjaan adalah bagaimana cara untuk memenuhi syarat untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi.Â
Konsekuensi pemimpin berorientasi karir adalah kerja transaksional bukan kerja transformasional. Cenderung untuk menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. Perhatian pemimpin seperti ini hanya akan terkuras pada kepentingan diri dan kelompoknya sehingga kepentingan rakyat terbengkalai-terabaikan.
Harapan kita adalah pemimpin "pengabdi" yang berparadigma bahwa pekerjaan itu adalah panggilan (vocation) jiwa. Bekerja merupakan sarana untuk melayani orang lain buat mencapai tingkat kemanusiaan tertinggi karena pekerjaan itu adalah amanah yang akan dipertanggungjawabkan secara sosial-trasenden. Pemimpin itu mengabdikan dirinya secara transformasional meleburkan kepentingan tak bersyarat.Â
Sebagaimana seorang pencinta sejati yang mencintai dengan ketiadaan hasrat dan tanpa limit untung rugi. Manfaat terbesar yang dirasakan pada level ini tidak hanya materi tetapi melampaui batas-batas itu yakni pemimpin pengabdi dan altruis.
Pemimpin harus bisa berdamai dengan dirinya sendiri (sabar, sukur dan bersahaja), bisa berdamai dengan sesama (memberi, mengasihi, memaafkan) dan bisa berdamai dengan Tuhan (berserah). Mampu mengasah kecerdasan personalnya, merawat kecerdasan sosialnya dan menjaga nyala kecerdasan spiritualnya.Â
Tipologi pemimpin altruis berkarakter climber yang mampu mengendalikan emosi saat berbagai masalah datang bertubi, mampu menjadi motivator bagi pemerintahan yang dipimpinnya, bukan quitter yang gampang menyerah, gagal mengendalikan emosinya bahkan selalu cuci tangan dari tanggungjawab yang tidak diselesaikan.
Pemimpin yang altruis tidak hanya menemukan Tuhan ketika beribadah dan berdoa, tetapi mampu merasakan kehadiran Tuhan ditempat ia bekerja. Bukan pemimpin yang mengesampingkan Tuhan karena dominasi ego -- Edging God Out.Â
Wallahu a'lam bissawab.[]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H