Isu perubahan iklim sedang menjadi topik utama saat ini. Banyak negara maju dan berkembang salah satu nya Indonesia yang berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon dimasa depan.
 Hal ini dikarenakan emisi karbon yang dihasilkan oleh hasil pembakaran kendaraan dan industrial dapat mengakibatkan kenaikan suhu bumi sehingga menyebabkan terjadi nya perubahan iklim dan dapat menggangu kehidupan makhluk hidup di bumi. Sebagai bentuk aksi nyata dalam mengurangi emisi karbon ini, pemerintah Indonesia gencar untuk mempromosikan penggunaan kendaraan listrik di seluruh instansi pemerintahan.Â
Mobil listrik menggunakan lithium baterai sebagai sumber energi yang dapat di recharge kembali jika kapasitas energi didalam nya telah habis. Konsep mobil listrik ini tentu berbeda dengan mobil konvensional yang menggunakan energi fosil sebagai sumber energi dimana energi fosil ini akan mengalami pembakaran dan mengemisikan karbon dioksida yang dapat mencemari lingkungan.Â
Mobil listrik tidak menghasilkan emisi karbon dioksida dalam penggunaan nya. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam menghasilkan listrik untuk sumber energi bagi lithium baterai masih menggunakan coal fired yang menghasilkan karbon dioksida.Â
Selain itu, isu safety pada lithium baterai yang mudah meledak dan isu lingkungan terkait produksi lithium baterai menjadi salah satu kelemahan. Ibarat pepatah mengatakan "banyak jalan menuju Roma", maka terdapat alternatif sumber clean energi lainnya yaitu gas Hidrogen.
Gas Hidrogen memiliki sifat mudah terbakar, ringan, serta ukuran yang lebih kecil dibandingkan gas Methane. Selain itu, gas Hidrogen memiliki heating value lebih besar dibandingkan gas Methane. Sehingga gas Hidrogen sangat potensial sebagai sumber clean energi yang apabila dibakar akan menghasilkan air.Â
Seperti kita ketahui 70% area permukaan bumi diselimuti oleh air, air merupakan sumber utama gas hidrogen dan proses pembakaran hidrogen merupakan proses recycleable. Kita tidak akan pernah kekurangan energi apabila menggunakan sumber energi hidrogen ini.Â
Namun, untuk memperoleh gas hidrogen dari air dibutuhkan usaha untuk memutus ikatan molekul air (H2O) dengan menggunakan proses Elektrolisis. Proses elektrolisis adalah proses pemutusan ikatan molekul air (H2O) dengan menggunakan energi listrik sehingga diperoleh gas Hidrogen dan Oksigen.Â
Selain proses elektrolisis, gas Hidrogen ini dapat juga diperoleh dengan menggunakan proses Steam-Methane Reformate. Gas Methane dan Steam (uap air) dimixing kemudian dialirkan ke katalisator sehingga menghasilkan gas Hidrogen dan karbon dioksida.Â
Proses diperoleh nya gas hidrogen diatas dibagi menjadi dua kategori yaitu blue hydrogen dan green hydrogen. Proses Steam-Methane Reformate dikategorikan sebagai proses blue hydrogen karena menghasilkan gas karbon dioksida dimana gas karbon dioksida ini akan di capture dan diinjeksikan ke bawah permukaan bumi untuk disimpan sehingga proses nya tidak mencemari lingkungan.Â
Sedangkan proses elektrolisis dengan menggunakan listrik yang diperoleh dari renewable energy seperti solar energy atau wind energy dikategorikan sebagai green hydrogen karena tidak menghasilkan emisi gas karbon dioksida.Â