Mohon tunggu...
Ahmad Sobiyanto
Ahmad Sobiyanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana

Pembelajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menghadapi Ancaman Resesi: Strategi Kebijakan Ekonomi Nabi Muhammad SAW

11 November 2022   05:00 Diperbarui: 11 November 2022   05:08 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seperti yang ramai diberitakan berbagai media nasional maupun Internasional bahwa dunia diprediksi akan mengalami resesi pada kisaran tahun 2023. Hal ini juga selaras dengan apa yang disampaikan oleh menteri keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati beberapa waktu lalu. Krisis yang terjadi selain merupakan dampak dari inflasi juga merupakan akibat perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Hampir semua negara terdampak pada ekonomi termasuk Indonesia. Inflasi yang ada membuat nilai tukar mata uang lokal semakin melemah terhadap mata uang asing. 

Resesi yang diprediksi akan terjadi pada tahun 2023 merupakan kehawatiran bagi banyak negara di dunia termasuk Indonesia. Kita tahu bahwa pandemi covid-19 yang menghantam negeri ini belum juga tuntas walaupun sudah ada tanda keadaan yang membaik. 

Kenaikan bahan bakar minyak atau BBM yang berlaku sejak awal September lalu juga turut menjadi pemicu kenaikan berbagai produk bahan pangan dan komoditas lainnya yang untungnya diikuti oleh kebijakan bantuan langsung tunai (BLT) oleh pemerintah. Kita tentu tidak ingin resesi menambah beban hidup masyarakat dunia dan juga Indonesia khususnya. 

Di dalam mengatasi sebuah krisis ekonomi, tentu sejarah telah banyak memberikan pelajaran dan bentuk model upaya pencegahan dan perbaikan yang dapat dijadikan solusi terhadap ancaman resesi. 

Kita tahu bahwa 1998 kita pernah dilanda krisis moneter yang sudah menjadi rahasia umum dikabarkan masih sangat membekas di hati masyarakat yang pada selanjutnya perlahan hal itu dapat dilalui. 

Selain model perbaikan reformasi ekonomi pemerintah di kala itu seperti memonopoli cengkeh, perbaikan sistem perbankan dan restrukturisasi keuangan swasta sebagai solusi bangkitnya kita dari krisis 1998 adakalanya juga kita perlu melirik strategi nabi Muhammad SAW yang juga merupakan seorang pemimpin negara Arab dalam menghadapi krisis ekonomi di masa nya. 

Muhammad SAW, selain sebagai presiden di masanya, merupakan nabi terakhir yang juga merupakan seorang rasul dalam agama Islam. Beliau diberi wahyu al-Qur'an sebagai pedoman bagi semesta alam. 

Dalam menjalankan pemerintahan, beliau juga sempat dilanda krisis ekonomi yang berdampak pada perekonomian negara dan rakyat Arab pada waktu itu. Krisis yang terjadi di Madinah saat itu disebabkan karena telah mengakarnya sistem ekonomi kapitalis, propaganda Yahudi dalam menghalangi dakwah dan perang Tabuk. Nampaknya beliau juga menerapkan beberapa kebijakan sebagai strategi menghadapi krisis. 

Paling tidak ada dua agenda utama nabi dalam menghadapi krisis yang terjadi di Madinah. Pertama adalah dengan memperkuat potensi sumber penghasilan masyarakat terutama sektor pertanian yang saat itu merupakan sumber penghasilan utama. Muhammad SAW lebih fokus dalam mengelola program yang berkaitan dengan pertanian masyarakat ketimbang sektor tambang atau lainnya. 

Bahkan agar masyarakat bersemangat untuk bertani, nabi mengatakan bahwa bertani merupakan kegiatan sedekah sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang berarti 'Setiap orang Islam yang menanam suatu tanaman kemudian dimakan oleh burung, manusia atau binatang, maka dihitung sebagai sedekah". 

Kedua, strategi Muhammad SAW dalam menghadapi krisis yakni dengan melakukan nasionalisasi harta umum atau publik yang diperuntukan bagi masyarakat luas. Harta publik yang menyangkut hajat hidup orang banyak di Madinah saat itu tidak dikuasai oleh perseorangan melainkan dipegang oleh negara. Di antara harta publik yang dikuasai negara saat itu antara lain adalah padang rumput dan air. 

Padang rumput merupakan sumber pangan bagi ternak warga yang diperuntukan bagi masyarakat umum. Sumber air juga merupakan harta umum yang diperuntukan bagi keperluan bersama. Selain itu, agenda nasionalisasi lainnya adalah dengan mendirikan pasar. 

Jika kita refleksikan apa yang telah terjadi baik di masa orde baru maupun sebelumnya yang terjadi di Madinah merupakan model sejarah yang dapat memberikan gambaran akan bagaimana strategi dalam menghadapi krisis. 

Baik pemerintah Indonesia tahun 1998 maupun Muhammad SAW sama-sama mementingkan potensi pertanian sebagai fokus utama untuk memperbaiki ekonomi masyarakat dalam menghadapi krisis walau dengan komoditas yang berbeda. Indonesia sebagai negara agraris sudah sangat layak dan harus kembali fokus kepada penguatan sektor pertanian dimana dulu kita pernah mempunyai program swasembada pangan. 

Dalam hal harta publik sebagaimana padang rumput dan sumber air yang dikuasai negara di Madinah saat itu, hal ini juga senada dengan apa yang tercantum dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 3 yang berbunyi "bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat". 

Selain itu tentunya perbaikan sistem keuangan, restrukturisasi keuangan swasta dan penguatan pasar menjadi strategi yang penting untuk dilakukan. Strategi Muhammad SAW serta pemerintah RI tahun 1998 dalam menghadapi krisis moneter, dapat menjadi referensi dalam menghadapi prediksi resesi dunia tahun 2023. 

Penguatan sektor pertanian Indonesia seperti program ketahanan pangan baik di darat seperti padi, palawija dan perkebunan maupun di laut seperti perikanan dan tambak merupakan aplikasi yang tepat untuk dikembangkan di Indonesia mengingat sebagian besar penduduk kita berpencaharian sebagai petani. 

Menghadirkan selalu peran negara sesuai dengan amanah UUD 1945 terhadap harta publik demi kesejahteraan rakyat juga dapat diaplikasikan secara menyeluruh seperti memperbaiki layanan perairan, energi dan sumber daya mineral. 

Dengan contoh strategi solusi yang dicontohkan oleh sejarah tersebut, maka kita berharap bahwa bangsa Indonesia dan dunia akan dapat bersiap serta dapat melewati ancaman prediksi resesi tahun 2023 nanti. Namun demikian, kita ucapkan apresiasi terhadap apa yang telah diupayakan pemerintah dalam menjaga kondisi ekonomi negara.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun