Mohon tunggu...
Ahmad Farohi Mubarok
Ahmad Farohi Mubarok Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Unissula Semarang

Nilailah dirimu sendiri sebelum kau menilai seseorang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembentukan Karakter

11 Januari 2022   13:00 Diperbarui: 11 Januari 2022   13:07 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karakter atau tabiat adalah sifat batin yang mempengaruhi seluruh pikiran, tingkah laku, budi pekerti dan watak yang dimiliki oleh manusia dan makhluk hidup lainnya. (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Sedangkan definisi karakter dalam istilah Islam lebih familiar disapa dengan akhlak, kepribadian serta watak seseorang yang dapat dilihat dari sikap, cara bicara dan berbuatnya yang keseluruhannya melekat dalam dirinya menjadi sebuah identitas dan karakter sehingga sulit bagi seseorang untuk memanipulasinya.

Menurut Moh. Abdul Aziz Kully, akhlak adalah sifat jiwa yang sudah terlatih sedemikian kuat sehingga memudahkan bagi yang melakukan suatu tindakan tanpa pikir dan direnugkan lagi. Menurut Ibnu Maskawaih. Akhlak adalah 'khuluq (akhlak adalah keadaan jiwa yang mendorong untuk melakukan perbutan-perbuatan tanpa pikir dan dipertimbangkan dahulu). Sedangkan menurut Al Ghozali, akhlak adalah sifat atau bentuk keadaan yang tertanam dalam jiwa, yang dari padanya lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah dan gampang tanpa perlu dipikirkan dan dipertimbangkan lagi.

Karakteristik muslim merupakan ciri khas, watak maupun kepribadian , tingkah laku seseorang yang berdasarkan nilai-nilai islami yang telah dijelaskan dalam Al Qur'an. Dengan kata lain, karakteristik nilai-nilai islami adalah karakteristik qur'ani yang bersumber dari ajaran Al Qur'an. Dengan karakter Qur'ani tersebut maka seorang muslim diharapkan menjadi hamba yang menjalankan perintah Allah Swt sesuai dengan petunjuk-Nya.

Dari penjelasan diatas dapat diartikan bahwa karakter adalah akhlak dalam penamaan bahasa keseharian manusia. Dengan demikian, jika dihubungkan dengan pengertian tentang Pendidikan karakter atau akhlak , maka pendidikan ini merupakan upaya proses pelatihan, pembudayaan, bimbingan serta keterkaitan langsung secara terus menerus bagi peserta didik berdasarkan kandungan nilai-nilai yang dipandang baik oleh agama, adat istiadat atau konsep-konsep pengetahuan tentang akhlak baik lainnya dari berbagai sumber kandungan nilai. (Johnasyah, 2011, p.91)

Anak-anak yang masih pada fase prasekolah berada pada periode yang sensitife, ia akan mudah mendapatkan doktrin-doktrin dari berbagai lingkungan mulai dari lingkungan internal maupun eksternal. Menurut Hainstok dalam Sujiono (2009:54) pada masa ini anak-anak mulai peka menerima berbagai doktrin dan usaha Pendidikan dari lingkungan baik disengaja maupun tidak. Pada masa ini pula terjadi pematangan fungsi-fungsi organisme tubuh dan psikis sehingga anak siap merenspon dan menyesuaikan tahap perkembangan pada perilakunya sendiri dalam sehari-hari.

Wiyani (2012:86) mengungkapkan prinsip-prinsip perkembangan anak, meliputi: a) anak berkembang secara holistik, b) perkembangan terjadi dalam urutan yang teratur, c) perkembangan anak berlangsung pada tingkat yang beragam didalam dan diantara anak, d) perkembangan baru didasarkan pada perkembangan sebelumnya dan e) perkembangan mempunyai pengaruh yang bersifat kumulatif. Dengan ini, kita bisa mengetahui perkembangan anak dari fase pertama ke fase selanjutnya, bahkan kita bisa mengetahui perkembangan anak dari setiap fasenya, melalui sifat-sifat anak yang sudah terlihat dari setiap perkembangannya.

     Rangsangan yang mempengaruhi perkembangan anak tidak hanya dari internal saja melainkan dari eksternal juga, karena pada dasarnya anak menggunakan beberapa cara dalam mempelajari keterampilan motorik, yaitu: 

    a. Trial dan Error 

    b.  Imitasi (meniru)

    c. Latihan 

Dalam Islam, pentingnya pendidikan karakter dapat dilihat dari penekanan pendidikan akhlak yang secara materi berpedoman kepada Alquran dan secara instan mengacu kepada kepribadian Nabi Muhammad Saw. Profil beliau tidak mungkin untuk diragukan lagi bagi setiap muslim di penjuru dunia, bahwa beliau merupakan suri tauladan sepanjang zaman. Keteladanan beliau telah diakui, bahkan termaktub dalam ayat Alquran yang berbunyi; Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (QS al Qalam [68]: 4) 23. Dalam sebuah hadis Nabi Saw, bersabda: " sesungguhnya aku diutus ke muka bumi ini adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia." (HR Ahmad). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun