Mohon tunggu...
Bunyi Sunyi
Bunyi Sunyi Mohon Tunggu... Penulis - IQRA

Bacalah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jalan Keliru

24 Oktober 2020   09:21 Diperbarui: 24 Oktober 2020   09:29 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

...di emperan sunyi, semua begitu dingin dalam kalimat tak bermelodi.
Mengantar ke beberapa titik renungan tanpa rindu.
Membias ke sudut-sudut duka pilu.
Aku ingin jujur bahwa semua telah mati, bahkan telah memenuhi seratus harinya kemarin.
Tak ada bekas yang perlu dijadikan luka.
Tak ada luka yang perlu dijadikan ingatan.
Tak ada kenangan...yang perlu dikenang.
Dan Tak ada kenangan yang menyenangkan.
Ah...sudahlah!
kita hanya pejalan. Yang mampir jika kelelahan.
Sehat-sehatlah, dan terus berjalan.
Sebab yang berhenti hanyalah kematian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun