Mohon tunggu...
Ahmad Said Widodo
Ahmad Said Widodo Mohon Tunggu... Sejarawan - Peneliti dan Penulis Sejarah dan Budaya

Peneliti dan Penulis Sejarah dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sejarah Vihara Budi Asih Purwakarta

19 Juli 2022   10:10 Diperbarui: 28 Juli 2022   19:51 3776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buddha Siddharta Gautama (Fo). Foto: Ahmad Said Widodo

Juga belum adanya pendeta Buddha (Biksu) serta belum adanya pendata Tao (Sekong), maka masyarakat Tionghoa di Purwakarta berdasarkan pemilihan yang dilakukan di dalam vihara akan menentukan 2-3 orang sebagai bakal calon atau calon pelayan peribadatan yang disebut sebagai Locu dan Wakil Locu. Locu merupakan sebutan bagi orang yang mengabdikan hidupnya untuk melakukan pelayanan merawat Altar Para Dewa di tempat ibadah vihara.

Pemilihan Locu untuk 9 buah altar para dewa. Pengabdian sebagai Locu, ternyata tidak dilakukan dengan jalan mudah, namun penentuannya melalui proses sembahyang dan melakukan komunikasi dengan para dewa yang akan diberikan pelayanan. Sebelum proses penentuan Locu selama 1 tahun ke depan, dipimpin sesepuh vihara, para Locu periode sebelumnya melakukan ibadah, yakni pamit kepada para dewa. 

Di vihara-vihara yang lain setelah itu secara simbolis mereka melepas selempang (shases) warna merah tua serta baju seragam warna tertentu yang merupakan baju kebesaran jabatan Locu yang diserahkan kepada pimpinan vihara. Setelah umat yang menjabat sebagai Locu dinyatakan habis masa jabatannya. Upacara dilanjutkan dengan pemilihan Locu yang baru yang akan menjabat selama 1 tahun berkutnya. 

Pemilihan dimulai dengan sembahyang bersama bagi para calon Locu. Penentuan calon tidak dibatasi, artinya bagi umat yang sebelumnya sudah menjabat tetap diperbolehkan mencalonkan diri. Jabatan Locu merupakan jabatan pengabdian. Pada prosesnya setiap umat boleh mencalonkan diri, tidak membedakan laki-laki maupun perempuan. Setiap umat mempunyai hak yang sama menjadi Locu. Tinggal seberapa besar dia diterima oleh dewa yang akan dirawat

Proses pemilihan Locu tergolong unik, tidak didasarkan pemilihan umum oleh para umat Tri Dharma. Namun pemilihan calon Locu dengan menggunakan 2 buah pak pwee sebuah benda terbuat dari kayu berukuran kecil 10 cm-20 cm warna merah atau uang koin kepeng. Pak Pwee tersebut diangkat dalam sembahyang oleh calon Locu, kemudian dijatuhkan. 

Apabila 2 buah pak pwee itu jatuh tertelungkup, maka artinya mo pwee alias tidak diterima dewa. Apabila 2 buah pak pwee jatuh terbuka itu artinya belum tentu diterima dewa. Biasanya pak pwee yang dinyatakan sah, apabila 2 buah pak pwee yang dikocok salah satu terbuka dan salah satu menelungkup, maka artinya diterima oleh dewa atau sio pwee, maka semakin banyak sio pwee, semakin tinggi peluang menjadi Locu. Penentuan urutan jabatan pengabdian ini berdasarkan seberapa banyak seseorang tersebut diterima dewa saat melempar pak pwee.

Untuk periode sekarang (2021-2022) yang menjabat sebagai Locu Vihara Budi Asih adalah:

  • Locu                      : Bapak Tjong Tet Hiang 
  • Wakil Locu 1         : Bapak Arbi
  • Wakil Locu 2         : Bapak Suki Dharma. 

Di vihara-vihara yang lain yang jumlah umatnya lebih banyak dan ukuran vihara lebih besar dengan lahan tanah lebih luas, maka jumlah Locu pada setiap altar bisa lebih banyak, dengan sebutan, seperti:

  • Ketua 1 (Cia Locu),            
  • Ketua 2 (Jie Locu),           
  • Ketua 3 (Sa Locu) dan seterusnya.

Pada setiap periode tak jarang Locu dan Wakil Locu menjabat 2-3 periode berturut-turut ataupun secara bergantian melalui pemilihan yang langsung, umum, bebas, jujur, adil dan demokratis yang biasanya dilakukan setiap 1 tahun 1 kali setiap bulan 7-8 (Cit Gwee-Pik Gwee) dalam Kalender China atau kira-kira sama dengan bulan Juli-Agustus.

Kalender China ini satu keluarga dengan Kalender Yahudi, yaitu kalender luni-solar (surya-chandra). Maksudnya perhitungan tahunnya mengikuti siklus matahari, sedangkan perhitungan bulannya mengikuti fase bulan. Karena satu keluarga dengan kalender Yahudi, maka akan memudahkan kita bila mempelajari kalender China dengan membandingkan dengan kalender Yahudi. Kalender China mempunyai 12 penanda (titen, mark, zhongqi) yang dikaitkan dengan cuaca atau kegiatan pertanian.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun