Atlas adalah kumpulan peta yang disatukan dalam bentuk buku, tetapi juga ditemukan dalam bentuk multimedia. Atlas dapat memuat informasi geografi, batas negara, statisik geopolitik, sosial, agama dan ekonomi.
Atlas diambil dari mitologi Yunani, Atlas (Eng. /'æt ləs/ Gk. Ἄτλας) adalah Titan. Atlas adalah putra dari Titan Iapetos dan Okeanid atau Klyménē (Κλυμένη). Atlas menikahi Pleione dan memiliki 7 (tujuh) putri yang disebut Pleiades (nimfa pelayan Artemis) serta dengan Hesperius dan memiliki empat anakː 3 (tiga) putri yang disebut para Hyades (nimfa hujan) dan seorang putra, Hyas. Melalui hubungannya dengan dewi-dewi lain yang tidak diketahui, Atlas juga memiliki 3 (tiga) putriː Calypso, Dione dan Maera.
Ia dihukum oleh Zeus berdiri di bagian barat Gaia (Bumi) dan memegang Uranus (langit) pada bahunya. Terdapat miskonsepsi bahwa Atlas terpaksa memegang Bumi pada bahunya, tetapi hal ini tidak benar. Seni klasik menunjukan Atlas memegang bola langit, bukan dunia. Dan beberapa cerita juga mengatakan bahwa Atlas dihukum untuk menopang langit (bukan bola langit) dipuncak sebuah gunung.
Globe
Globe adalah bola dunia berukuran kecil yang menggambarkan bentuk bumi yang diperkecil dengan bentuk yang sama dengan bentuk bumi yang sebenarnya.
Globe dibuat dalam bentuk dengan kemiringan 66 ⅛° pada garis ekliptika (bidang edar bumi) dan dengan kemiringan 23 ⅛° dari matahari. Globe juga bisa disebut sebagai model tiruan bumi yang memberikan gambaran bentuk bumi sehingga mendekati bentuk sebenarnya. Kata globe berasal dari kata globus (bahasa Latin) yang berarti bola yang bulat.
Globe berbentuk bola, yang mudah diputar untuk mempermudah dalam mencari suatu tempat atau negara. Globe biasanya dimanfaatkan untuk kepentingan politik karena dengan globe dapat tergambar jelas batas-batas negara dan kota besar dari negara di seluruh dunia. Globe dapat diputar dari kanan ke kiri atau sebaliknya yang menggambarkan arah mata angin Timur dan Barat, bahkan ada lengan didesain yang juga bisa diputar dari atas ke bawah atau sebaliknya yang menggambarkan arah mata angin Utara dan Selatan.
Indeks Peta
Nama tempat, lokasi, orang dan istilah yang lebih umum disebutkan di dalam sebuah peta koleksi Frederik de Haan. Nama-nama ini dikumpulkan dalam sebuah indeks dan ditampilkan secara alphabetis. Indeks ini telah dibuat oleh Frederik de Haan pada awal abad 20.
Belajar sejarah dari peta kuno, barangkali menimbulkan banyak tanda tanya, tetapi memang kita bisa belajar sejarah dari peta-peta kuno dari wilayah-wilayah, daerah-daerah maupun kota-kota pada jaman dahulu dengan jaman sekarang. Sebagaimana lazimnya perubahan sebuah pemerintahan dari bentuk kerajaan atau kesultanan hingga masa penjajahan, perubahan tingkat sebuah wilayah dari bentuk yang lebih kecil seperti kampung, dusun atau dukuh dan desa menjadi tempat yang lebih luas, ramai dan status wilayah administrasinya menjadi sebuah kecamatan (onderdistrik) kemudian menjadi kacutakan atau kademangan (distrik) atau bahkan menjadi kabupaten (regentschappen), dari yang ada menjadi tiada dan dari tiada menjadi ada dan seterusnya.
Dan seperti itulah sejak adanya peradaban manusia, termasuk ketika perjalanan Bhujangga Manik keliling Pulau Jawa dan Bali, ia memerincikan nama-nama topografis yang bahkan hingga kini masih dikenali, maupun berubah nama ataupun hilang dari peta bumi masa kini. Hingga pada masa penjelajahan dan penjajahan bangsa-bangsa Barat (Eropa), khususnya di wilayah Kepulauan Nusantara yang sekarang dikenal sebagai Indonesia oleh bangsa-bangsa Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris, Perancis dan Jepang.