Bagi sebagian orang tentu yang menarik adalah:
- Koleksi naskah Nitisastra yang ditulis dalam aksara Hanacaraka dengan bahasa Jawa Cirebon (dan kemungkinan Jawa Kawi). Isinya antara lain adalah ilmu pemerintahan dan tata negara yang baik yang berdasarkan ajaran agama Islam, filsafat Jawa dan filsafat Sunda. Tentu saja untuk membacanya diperlukan bantuan seorang ahli filologi yang mampu membaca aksara dan bahasa ini, menuliskannya (menyalinnya) kembali, mengalihaksarakan dalam bahasa aslinya dan menuliskan terjemahan dalam bahasa Sunda dan/atau bahasa Indonesia. Naskah ini dapat menjadi bagian dari Koleksi Naskah Nusantara.
- Koleksi keris dengan beberapa istilah: wilah (bilah keris), ganja (penopang), hulu (pegangan keris), dhapur (bentuk), luk (kelokan), ricikan (ornamen), pamor (pola), pasikutan (roman), tangguh (periodisasi sejarah, geografis dan empu pembuatnya), warangka (sarung keris), logam-logam yang dipakai sehingga diketahui nama asli keris. Tentu saja untuk mengetahuinya diperlukan bantuan seorang ahli perkerisan atau ahli metalurgi. Keris-keris ini dapat menjadi bagian dari Koleksi Keris Nusantara.
- Koleksi cincin: bahan logam utama dan jenis batu cincin, mungkin diperlukan seorang ahli minerologi atau gemologi, sehingga dapat diketahui dengan pasti jenis batuan dan tingkat kekerasan (Mohs).
- Koleksi koin, terdiri dari bahan logam (perak, tembaga, kuningan dan nikel, diperlukan seorang ahli metalurgi. Koin-koin ini dapat menjadi bagian dari Koleksi Numismatik Nusantara.
- Koleksi guci dan cepuk porselen, diperlukan seorang kurator museum. Keramik-keramik ini dapat menjadi bagian dari Koleksi Keramik Nusantara.
Demikian sepintas kilas sejarah yang berkaitan erat dengan Eyang Dalem Gandasoli, masih banyak pekerjaan kita untuk mengungkap misteri yang sebenarnya dari beliau dan para santrinya. Semoga seiring berjalannya waktu semua objek peninggalan sejarah dapat menjadi tujuan wisata sejarah dan sekaligus menjadi tujuan wisata ziarah.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!