Mohon tunggu...
Ahmad Said Widodo
Ahmad Said Widodo Mohon Tunggu... Sejarawan - Peneliti dan Penulis Sejarah dan Budaya

Peneliti dan Penulis Sejarah dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Puisi | Di Puncak Puntang

14 November 2019   10:00 Diperbarui: 10 Desember 2022   14:32 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah kita nikmati perbincangan hangat ditemani secangkir kopi tubruk,sementara malam terasa indah meskipun lampu-lampu rumah penduduk,lampu-lampu jalanan ada yang terang, ada yang temaram, ada yang suram dan ada yang redup,
namun terasa indah karena berada di daerah pegunungan sejuk.

Semakin malam udara mulai berubah menusuk hingga ke tulang rusuk,
embun mulai berjatuhan sangat perlahan di reremputan, di dedaunan dan di pucuk-pucuk pepohonan kapuk,
juga pepohonan pinus dan pepohonan teh penduduk tanpa pupuk.

Dan jika aku mandi engkau jerangkan air panas sebab dingin tak bisa dilawan
esok pagi kita akan mendaki sejak kaki gunung hingga ke puncak gunung
biarkan teh dan pinus menjadi teman perjalanan
biar kusematkan bintang di dadamu sebagai pendaki gunung.

Apabila kita tiba di puncak, awan berada di bawah jauh seakan menuju lembah dan jurang,
ingin kutambatkan tonggak sejarah di puncak, bahwa suatu ketika kita pernah berada di sini, meskipun tanpa prasasti namun itu pasti,
meskipun masa depan kita belum pasti,
seabsurd apakah kita bisa bersama selamanya atau kita bersimpang jalan untuk tiba pada tujuan yang berbeda.

Biarkan itu terjadi sesuai apapun yang telah Tuhan guratkan dalam kitabNya,
kita hanya bisa berharap dan mencoba, apapun hasilnya hanya Tuhan Yang Kuasa.

Gunung Puntang, 04 Oktober 1996

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun