Mohon tunggu...
Ahmad Said Widodo
Ahmad Said Widodo Mohon Tunggu... Sejarawan - Peneliti dan Penulis Sejarah dan Budaya

Peneliti dan Penulis Sejarah dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Puisi | Memori di Kota Dili

8 Juni 2019   15:00 Diperbarui: 10 Desember 2022   15:19 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih ada kenanganku saat kita berjalan kaki sepanjang Rua Jose Maria Marques hingga ke Avenida Salazar pada siang yang panas terik menyengat.

Masih ada senyum manismu saat kita berteduh di Avenida de Balide dan saat aku berkunjung ke rumahmu di Bairro Pite via Rua dos Martires da Patria.

Masih ada raut wajahmu di Villa Verde Tuana Lara hingga kubawa ke kampung halamanmu di Toraja dan kujelajahi Rantepao, Makale dan Londa semua.

Kujelajahi pula keindahan Bantimurung serta kudaki puncak Bawakaraeng dan kupetik segenggam edelweiss hingga kureflesikan diri di Fort Rotterdam ke masa silam.

Masih kuingat namamu hingga kini, gadis manis berkacamata manis yang terlalu manis. Untukmu gadisku hanya satu yang kumampu lakukan: mengguratkan pena di dalam agenda, larik demi larik puisi, lembar demi lembar ekspresi sekedar mengenangmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun