Mohon tunggu...
Danial Anwar
Danial Anwar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Lepas

Penulis lepas, praktisi Homeopati, dan sekaligus pelatih karate yang menggabungkan kreativitas dan disiplin, terus berupaya mencapai keseimbangan antara karya, seni bela diri, dan pengembangan diri. Berkomitmen untuk tumbuh melalui dedikasi, ketekunan, dan rasa syukur demi hidup yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengatasi Darurat Literasi: Membangun Generasi Cerdas untuk Masa Depan Indonesia

3 Januari 2025   22:31 Diperbarui: 3 Januari 2025   22:31 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengatasi Darurat Literasi: Membangun Generasi Cerdas untuk Masa Depan Indonesia

Literasi adalah fondasi penting bagi kemajuan suatu bangsa. Namun, di Indonesia, literasi masih menjadi tantangan besar yang memerlukan perhatian mendalam dan aksi nyata. Data menunjukkan bahwa Indonesia menghadapi krisis literasi yang serius. Menurut UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah, dengan indeks hanya 0,001%, artinya hanya satu dari seribu orang yang memiliki kebiasaan membaca. Selain itu, hasil Programme for International Student Assessment (PISA) 2022 menempatkan Indonesia di peringkat 70 dari 81 negara dalam literasi membaca, dengan skor 359---sangat jauh dari rata-rata global.

Kondisi ini menunjukkan bahwa literasi belum menjadi budaya yang mengakar di masyarakat Indonesia. Hal ini berdampak luas, mulai dari rendahnya kemampuan berpikir kritis hingga rendahnya daya saing bangsa di era globalisasi. Namun, di balik data yang mengkhawatirkan ini, ada peluang besar untuk melakukan perbaikan yang nyata.

Mengapa Indonesia Mengalami Krisis Literasi?

Rendahnya tingkat literasi di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:

  1. Akses Pendidikan yang Tidak Merata
    Banyak daerah terpencil di Indonesia masih kekurangan sekolah yang layak, buku bacaan, dan fasilitas pendukung lainnya. Ketimpangan ini menciptakan kesenjangan dalam kemampuan literasi antarwilayah.

  2. Kurangnya Budaya Membaca
    Budaya membaca belum menjadi prioritas dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Televisi, media sosial, dan hiburan digital lebih mendominasi daripada buku.

  3. Rendahnya Kualitas Pendidikan
    Masalah ini mencakup kurangnya pelatihan bagi guru, minimnya kurikulum yang mendorong kebiasaan membaca, dan kurangnya evaluasi yang tepat terhadap hasil belajar siswa.

  4. Pengaruh Teknologi yang Tidak Terkontrol
    Penggunaan gadget yang tidak terarah membuat anak-anak lebih banyak mengonsumsi konten hiburan daripada konten edukasi yang memperkaya literasi.

Solusi untuk Mengatasi Darurat Literasi

Untuk keluar dari darurat literasi, Indonesia memerlukan strategi yang komprehensif dan terarah. Berikut adalah langkah-langkah konkret yang dapat diambil:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun