Bawang goreng merupakan salah satu bumbu dapur yang digemari banyak orang Indonesia. Rasanya yang gurih dan aromanya yang khas menjadikan bawang goreng sebagai pelengkap wajib berbagai hidangan. Permintaan pasar yang tinggi terhadap bawang goreng ini membuka peluang usaha yang menjanjikan.
Memulai usaha bawang goreng terbilang mudah dan tidak membutuhkan modal besar. Dengan modal awal yang relatif kecil, Anda bisa merintis usaha ini dan meraup keuntungan yang cukup menjanjikan. Berikut analisis modal usaha bawang goreng yang perlu Anda pertimbangkan:
Analisa Modal Awal Usaha
Modal awal yang dibutuhkan untuk usaha bawang goreng tergantung pada skala usaha yang ingin Anda jalankan. Berikut perkiraan modal awal untuk usaha bawang goreng skala kecil:
Peralatan:
- Wajan besar: Rp 100.000
- Saringan: Rp 50.000
- Spatula: Rp 20.000
- Wadah penyimpanan: Rp 100.000
- Timbangan: Rp 50.000
- Meja dan kursi: Rp 200.000
- Total: Rp 520.000
Bahan Baku:
- Bawang merah: Rp 500.000
- Minyak goreng: Rp 200.000
- Garam dan bumbu lainnya: Rp 50.000
- Total: Rp 750.000
Kemasan:
- Plastik standing pouch: Rp 100.000
- Label: Rp 50.000
- Total: Rp 150.000
Modal Lain-Lain:
- Transportasi: Rp 100.000
- Promosi: Rp 50.000
- Izin usaha: Rp 50.000
- Total: Rp 200.000
Total modal awal: Rp 1.620.000Â
Biaya Oprasional
Biaya Variable
Biaya variabel adalah biaya yang berubah-ubah tergantung pada tingkat produksi. Berikut beberapa contoh biaya variabel dalam usaha bawang goreng:
Bahan  Baku:
- Bawang merah
- bawang putih
- minyak goreng
- tepung beras
- garam
- bumbu lainnya.
 Kemasan:Â
- Plastik
- label
- kardus.
Tenaga kerja:Â
- Gaji karyawan
- tunjangan
- lembur
Transportasi:Â
- Pengiriman bahan baku dan produk jadi. Â
Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah-ubah dalam jangka pendek, meskipun tingkat produksi bervariasi. Berikut beberapa contoh biaya tetap dalam usaha bawang goreng:Â
- Biaya sewa tempat usaha.
- Penyusutan aset tetap seperti mesin, peralatan, dan furnitur.
- Asuransi untuk tempat usaha, peralatan, dan karyawan.
- Pajak penghasilan, pajak daerah, dan pajak lainnya.
- Promosi dan pemasaran seperti Biaya iklan, brosur, dan promosi lainnya.
Jumlah Biaya Operasional
Total biaya operasional usaha bawang goreng dapat dihitung dengan menjumlahkan biaya variabel dan biaya tetap.
Contoh Perhitungan Biaya Operasional
Berikut adalah contoh perhitungan biaya operasional usaha bawang goreng dengan asumsi produksi 1.000 kg bawang goreng per bulan:
Biaya Variabel:
- Bahan baku: Rp 5.000.000
- Kemasan: Rp 1.000.000
- Tenaga kerja: Rp 2.000.000
- Utilitas: Rp 500.000
- Transportasi: Rp 500.000
- Total biaya variabel: Rp 9.000.000
Biaya Tetap:
- Sewa: Rp 1.000.000
- Penyusutan: Rp 500.000
- Asuransi: Rp 200.000
- Pajak: Rp 300.000
- Promosi dan pemasaran: Rp 1.000.000
- Total biaya tetap: Rp 3.000.000
Total biaya operasional: Rp 9.000.000 + Rp 3.000.000 = Rp 12.000.000
Perlu diingat bahwa ini hanya contoh perhitungan dan biaya operasional sebenarnya dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor, seperti:
Skala Produksi:
Semakin besar skala produksi, semakin rendah biaya operasional per unit produk. Hal ini dikarenakan beberapa faktor, seperti:Â
- Harga pembelian bahan baku:Â
Pembelian bahan baku dalam jumlah besar biasanya mendapatkan harga yang lebih murah per unit dibandingkan pembelian dalam jumlah kecil.
- Biaya tenaga kerja:Â
Dalam produksi skala besar, pembagian tugas menjadi lebih efektif dan efisien, sehingga biaya tenaga kerja per unit produk menjadi lebih rendah.
- Biaya penyusutan:Â
Mesin dan peralatan yang digunakan dalam produksi skala besar umumnya memiliki jam kerja yang lebih lama, sehingga biaya penyusutan per unit produk menjadi lebih rendah.
- Biaya overhead:Â
Biaya overhead seperti sewa tempat, listrik, dan air dalam produksi skala besar dapat dibagi rata ke lebih banyak unit produk, sehingga biaya overhead per unit produk menjadi lebih rendah.
Lokasi:
Biaya operasional usaha bawang goreng dapat berbeda-beda tergantung pada lokasi usaha. Faktor yang memengaruhi biaya operasional di lokasi tertentu antara lain:Â
- Biaya sewa:Â
Harga sewa tempat usaha di lokasi yang strategis seperti kawasan ramai atau dekat dengan pusat perbelanjaan biasanya lebih mahal dibandingkan dengan lokasi yang tidak strategis.
- Upah minimum:Â
Upah minimum yang ditetapkan oleh pemerintah daerah di setiap wilayah berbeda-beda. Hal ini dapat memengaruhi biaya tenaga kerja di usaha bawang goreng.
- Biaya transportasi:Â
Biaya transportasi bahan baku dan produk jadi akan lebih tinggi jika lokasi usaha jauh dari sumber bahan baku atau pasar.
- Akses terhadap utilitas:Â
Biaya listrik, air, dan gas di setiap wilayah berbeda-beda. Hal ini dapat memengaruhi biaya utilitas di usaha bawang goreng.
Tips Mengurangi Biaya Oprasional
- Membeli bahan baku dalam jumlah besar dapat memberikan harga grosir yang lebih murah, mengurangi biaya per unit produk.
- Menginvestasikan dalam mesin dan peralatan yang hemat energi dapat mengurangi biaya listrik dan gas dalam jangka panjang.
- Menerapkan sistem produksi yang efisien dapat menghemat waktu dan tenaga kerja, serta mengurangi pemborosan dalam proses produksi.
- Memanfaatkan platform media sosial untuk promosi dapat memberikan promosi gratis atau dengan biaya rendah dibandingkan dengan iklan tradisional.
- Mengikuti pelatihan dan seminar dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, sehingga dapat mengoptimalkan proses operasional dan mengurangi pemborosan.
Dengan menerapkan strategi yang tepat dan mengelola biaya operasional secara efektif, pengusaha bawang goreng dapat meningkatkan profitabilitas dan mencapai kesuksesan dalam usaha mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H