Mohon tunggu...
Ahmad Nuski Niam
Ahmad Nuski Niam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Malang

Menulis untuk mengungkapkan isi hati

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Seneca: Menavigasi Kehidupan Melalui Lensa Stoikisme

21 September 2023   07:30 Diperbarui: 21 September 2023   07:33 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, pada kenyataannya, Seneca hidup dalam kemewahan dan kekayaan yang luar biasa, terutama karena posisinya di istana Nero. Kontradiksi tersebut mengingatkan kita bahwa kita sering melihat perbedaan antara idealisme Stoik dan praktiknya di dunia nyata. Namun, Seneca berpendapat bahwa kekayaan dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan moral, dan bahwa kebijakan mengelola kekayaan itu sendiri merupakan ekspresi kebijaksanaan Stoik.

IV. Tidak Takut akan Kematian: Menerima Keabadian Hidup

Salah satu aspek yang paling menonjol dari Stoisisme adalah pandangan tentang kematian. Menurut Seneca, kematian adalah aspek yang melekat pada eksistensi, dan seharusnya tidak ada ketakutan terhadapnya. Sebaliknya, kita harus mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian dengan cara yang bijaksana dan tenang.

Di akhir hidupnya, Seneca menghadapi kematian dengan martabat dan ketenangan. Meskipun dia dipaksa untuk melakukan seppuku(bunuh diri) atas perintah Nero, dia tidak menunjukkan rasa takut atau perlawanan terhadap kematian. Hal ini menunjukkan penerapan prinsip Stoic dalam menerima akhir hidup dengan bermartabat dan tenang.

V. Moralitas dan Kebajikan: Mencapai Tujuan Tertinggi dalam Hidup

Di seluruh tulisannya, Seneca mempromosikan penanaman kebajikan moral sebagai tujuan tertinggi dalam hidup. Kebajikan dalam pandangan Stoik melibatkan karakteristik seperti keberanian, kebijaksanaan, keadilan, dan kesederhanaan. Ini adalah landasan penting di jalan menuju kebijaksanaan dan kebahagiaan.

Namun, sebagai penasihat Nero, Seneca mungkin merasa terjebak dalam situasi yang memaksanya untuk mengambil tindakan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip kebajikan Stoik. Hal ini menimbulkan pertanyaan mendalam tentang sejauh mana kita dapat mempertahankan kebajikan di dunia yang sering kali tidak adil dan korup.

VI. Introspeksi dan Refleksi: Memeriksa Diri Kita Sendiri

Seneca mendorong kita untuk merenungkan tindakan dan perilaku kita secara teratur. Melalui introspeksi, kita memiliki kemampuan untuk menilai apakah kita menyelaraskan hidup kita dengan prinsip-prinsip Stoik dan apakah perbuatan kita berperan dalam pertumbuhan moral kita.

Menurut Seneca, introspeksi merupakan alat yang ampuh untuk mendapatkan wawasan tentang diri sendiri dan meningkatkan karakter seseorang. Dalam kehidupan yang kompleks dan penuh tantangan, kemampuan untuk melihat diri sendiri secara jujur adalah kunci untuk pertumbuhan spiritual.

VII. Hidup di Saat Ini (Carpe Diem): Menghargai Waktu yang Ada di Depan Mata

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun