Mohon tunggu...
ahmad kurniawan
ahmad kurniawan Mohon Tunggu... Freelancer - Law Undergraduate Science | Creative Enthusiast

My personality as an active person in daily life, hard worker, fast learner, communicative and focus on detail type. I have good motivation to progress and develop. My desire is to engage with organizations that offer me a stable and positive atmosphere, inspire me to improve and therefore innovate work culture for the betterment of all concerned. I am ready to learn new things in order to improve myself to be able to perform better

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kisah Inspiratif Jendral Hoegeng Mengenai Kejujuran

2 Februari 2021   01:10 Diperbarui: 2 Februari 2021   01:14 739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalo di tanya mengenai siapa tokoh inspiratif Mengenai kejujuran sebenarnya sangat banyak untuk diceritakan tetapi disini saya memilih salah 1 tokoh tersebut yakni saya pilih Jendral Kapolri Hoegeng satu tokoh kepolisian Indonesia yang pernah menjabat sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia ke-5 yang bertugas dari tahun 1968 – 1971.

Tentu Masyarakat mengetahui sepak terjang dari jendral Hoegeng sampai-sampai gusdur pernah berkata "Hanya ada tiga polisi yang tidak bisa disuap, yakni patung polisi, polisi tidur, dan Hoegeng." Kalimat tersebut diutarakan Gus Dur lantaran Hoegeng memang merupakan ikon polisi jujur dan antisuap. 

Sepak terjangnya sebagai seorang polisi yang amanah memang patut ditiru. Ketika menjabat sebagai Menteri/Sekretaris Presidium Kabinet, Hoegeng seharusnya mendapat mobil dinas dan mobil keluarga. Ia menolak satu mobil, yaitu mobil keluarga. 

Namun karena sudah ketentuan, mobil tersebut akhirnya diterima. Akan tetapi, mobil tersebut disimpan di rumah sekretarisnya dan hanya akan dipakai ketika perlu saja.Selain itu, Hoegeng juga pernah menerima hadiah mobil dari perusahaan Dasaad Musin Concern yang memegang lisensi beberapa mobil merek Eropa dan Jepang. 

Namun, oleh Hoegeng surat pemberitahuan hadiah tersebut tak ditanggapi dan malah diberikan kepada seorang teman.Selain mobil, Hoegeng juga pernah menolak hadiah dua motor. 

Oleh Hoegeng, kedua motor tersebut langsung dikembalilan pada hari kedatangan. Ia memang tak pernah mau menerima hadiah-hadiah yang tidak jelas juntrungannya.Ketika menjadi Kapolri, pemilik rumah yang disewa Hoegeng tidak mau dibayar. Ia akhirnya harus membayarnya lewat wesel. Hoegeng memang sangat menghindari politik balas budi meski dalam bentuk yang paling sederhan.

Sayang, karier Hoegeng harus berakhir karena kejujuran dan ketegasannya. Pada Oktober 1971 Hoegeng diberhentikan dengan alasan peremajaan. Padahal, usia Kapolri yang menggantikannya ternyata lebih tua dari dirinya. Majalah TEMPO ketika itu menuliskan bahwa Hoegeng dicopot karena membongkar penyelundupan mobil mewah yang dilakukan Robby Tjahjadi yang dibekingi pejabat tinggi negara. 

Selain itu, Hoegeng dianggap terlalu populer dan terlalu dekat dengan pers serta masyarakat, sehingga menimbulkan ketidaksukaan petinggi negara. Tawaran menjadi duta besar untuk Belgia kemudian ditampiknya. "Saya tak biasa berdiplomasi dan minum koktail," ujarnya ketika itu Pada Oktober 1971 Hoegeng diberhentikan dengan alasan peremajaan. Padahal, usia Kapolri yang menggantikannya ternyata lebih tua dari dirinya. 

Majalah TEMPO ketika itu menuliskan bahwa Hoegeng dicopot karena membongkar penyelundupan mobil mewah yang dilakukan Robby Tjahjadi yang dibekingi pejabat tinggi negara.     

Selain itu, Hoegeng dianggap terlalu populer dan terlalu dekat dengan pers serta masyarakat, sehingga menimbulkan ketidaksukaan petinggi negara. Tawaran menjadi duta besar untuk Belgia kemudian ditampiknya. "Saya tak biasa berdiplomasi dan minum koktail," ujarnya ketika itu. Polri pun kemudian membeli rumah dinas Kapolri dan memberikannya pada Hoegeng sebagai penghargaan atas jasa-jasanya. Ketika Hoegeng wafat pada 14 Juli 2004, hilang pula sosok yang menjadi figur polisi teladan itu .Hoegeng berpesan mengenai cara memberantas korupsi yang menurutnya efektif.

"Kalau mau menghilangkan korupsi di negara ini, sebenarnya gampang. Ibaratnya, kalau kita harus dimulai dari atas ke bawah. Membersihkan korupsi juga demikian. Harus dimulai dengan cara membersihkan korupsi di tingkat atas atau pejabatnya lebih dulu, lalu ke turun badan atau level pejabat eselonnya dan akhirnya ke kaki hingga telapak atau ke pengawal bawah.Begitulah pesan hoegeng.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun