Mohon tunggu...
Ahmad dediramli
Ahmad dediramli Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Terkadang kita harus menjadi jahat untuk menghentikan kejahatan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hakikat Jenis Ilmu Pengetahuan

23 Desember 2021   20:26 Diperbarui: 23 Desember 2021   20:46 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     Ketika pertama kali saya mengikuti mata kulyah filsafat ilmu dalam makalahnya menjelaskan bahwa judul di atas merupakan judul yang dapat menjadi dasar berpijak dari mata kulyah filsafat ilmu. Judul yang pendek dan sederhana: mengapa filsafat ilmu ? pertanyaan tersebut membutuhkan jawaban yang luas, karena berkaitan dengan sumber pengetahuan. Jika anda ditanya: apa, siapa, kapan atau dimana. Anda dapat menjawabnya dngan satu kata, tetapi ketika di Tanya: mengapa ? untuk memulai menjawabnya kita harus "memutar" otak : kanan dan kiri agar bias mengetahui dari mana memulai menjawabnya.

     Apa yang telah dan ingin di ketahui oleh manusia? Bagaimana manusia berfengetahuan ? apa yang di lakukan dan dengan apa agar memiliki pengetahuan ? kemudian apakah yang di ketahui itu benar ? dan apa yang menjdi tolak ukur kebenaran ? pertanyaan-pertanyaan itu sebenarnya sederhana sekali karena sudah terjawab dengan dirinya ketika manusia sudah masuk kea lam realita, namun ketika masaka-masalah itu diangkat dan di bedah dengan "pisau" ilmu maka tidak menjadi sederhana lagi masalah-masalah itu akan berubah dari sesuatu yang mudah menjadi sesuatu yang sulit dan sesuatu yang sederhana menjadi sesuatu yang rumit ( complicated).

      Filsafat ilmu pengetahuan merupakan filsfat khusus yang membahas berbagai macam hal yang berkenaan dengan ilmu pengetahuan. Sebagai filsafat, filsafat ilmu pengetahuan berusaha membahas ilmu pengetahuan 

 sebagai obyeknya secara rasional ( kritis, logis, dan sistematis ), menyeluruh dan mendasar. 

     Pemikiran rasional lah yang mampu melepaskan diri manusia dari belenggu-belenggu tradisional dan mitis, serta membebaskan manusia dari kepicikan, ketidak jelasan, ketidak tahuan dan kebodohannya. Dengan pemikiran kritisnya. Manusia tidak puas terhadap kebodohannya sendiri serta terhadap ketidak jelasan segala macam informasi yang di terimanya. Pemikiran kritis adalah pemikiran yang menyadri akan arah tujuan dari kegiatan berfikir, yaitu mencari kejelasan dan tidak kebenaran.

     Hakikat merupakan esensi dari pada nilai yang terkandung dalam suatu hal baik itu pengetahuan dan sebagainya. Dewasa ini kita tahu bersama bahwa ilmu pengetahuan adalah dasar dari pada suatu bentuk wawasan yang di hasilkan dari empirisme manusia baik secara, medengar, melihat dan membaca pengetahuan dilahirkan dari yang namanya rasa ingin tahu yang tinggi sehingga dengan begitu hasrat ingin mmencari tahu akan semakin kuat semua dilandasi dengan niat kemudian, mmencari atau menemukannya, menafsirkan serta mengaplikasikannya di kehidupa sehari-hari. 

     ilmu pengetahuan pertama yang muncul di permukaan adalah filsafat yang merupakan induk daripada ilmu pengetahuan sehingga melahirkan jenis-jenis atau cabang-cabang ilmu pengetahuan kita sebut saja : ilmu hukum, ilmu politik, ilmu sosial, ilmu antropolagi yang memperkenalkan budaya masyarakat lokal, ilmu sosial yang mengajarkan kita tentang bagaimana berhubungan berkelompok dalam suatu masyarakat dengan istilah (ZOON POLITICON) yang di pelopori oleh Aristotelas, ilmu pemerintahan tentang bagaimana mengelola, mengakomodir, dan bahkan menjalankan roda yang namanya pemerintahan baik itu kebijakan maupun regulasi yang di outputkan oleh rezim, ilmu kedokterakan yang di populerkan oleh ulama besar pada masa khalifah dulu yang kemudian orang barat menyebutnya (afi sena) dan masih banyak ilmu pengetahuan yang lain yang di lahirkan dari ilmu filsafat.

     Ilmu filsafat mengajarkan manusia tentang (love of wisdom) yaitu mencintai kebijaksaan yang mengedepankan rasio nalar kritis manusia sehingga bisa merefleksi tentang kosmos ( alam semesta) sehingga melahirkan jenis-jenis ilmu pengetahuan yang lainnya. kita bertitik tolak pada dunia pendidikan yang berfundamental pada Tri Dharma yaitu: pendidikan, riset, dan pengabdian itu tidak terlepas dari pada output pengetahuan yang ada di duna pendidikan "sebagaimana Socrates memberikan konsep terpopulernya " Aku lebih baik hidup dalam sehari tapi merdeka dan berpengetahuan daripada hidup seribu tahun tapi dalam keadaan budak dan buta akan pengetahuan".

     Hakikat jenis ilmu pengetahuan ini memberikan nilai dasar tentang apa yang terkandung di dalamnya jika diilhami secara mendalam. Ia membenturkan manusia dengan persoalan sehingga melahirkan solusi dari berbagai jenis ilmu pengetahuan. dan juga membentuk tiap-tiap individu untuk menekuni apa yang menjadi basic dari keterampilannya itu semua tidak terlepas dari ilm pengetahuan. ilmu pengetahuan juga membentuk "manusia menjadi manusia yang utuh baik dari mindset maupun etika dalam kehidupan sehari- hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun