Tabligh itu sebetulnya mudah dan simple. Tinggal bagaimana kita menyimpan mindset di kepala kita bahwa perspektif  "Tabligh itu mudah".
Sambil menunggu di puskesmas, saya jajan siomay dulu karena memang belum sarapan. Akhirnya saya ngobrol-ngobrol dengan kang Dadang, penjual siomay. Diawali pembicaraan mengenai cuaca yang dingin hingga ke keluarga dan sampailah ke Ahmadiyah.
Kesimpulan akhir dari perbincangan dengan kang Dadang "Saya pernah ke kampung wanasigra, orang-orangnya baik kalau ada yang sakit pasti ada yang bantu. Lain halnya di kampung saya, tidak ada yang peduli samasekali."
So, marilah kita tetap menjadi orang baik laksana jantung yang bekerja tiap detik untuk menopang tubuh namun tidak perlu dilihat pekerjaannya.
Dan satu hal lagi yang utama, fokus bertabligh bukanlah HASIL tetapi PROSESlah yang terpenting.
Jadi inget prinsip marketing di bank dulu. Bukan mencari berapa banyak orang yang menerima tetapi carilah sebanyak-banyaknya orang yang menolak. Itu
Catatan:
Mohon maaf, untuk hari ini saya tidak menulis dengan panjang lebar dikarenakan kondisi saya saat ini sedang tidak fit. Belum lagi saya harus mempersiapkan menjelang PAT (Penilaian Akhir Tahun) untuk kelas X dan XI di SMA Plus Al-Wahid.
Mohon didoakan khusus untuk kesembuhan saya dari para pembaca yg saya hormati serta kelancaran PAT di SMA Plus Al-Wahid.
di sebuah kamar bilik bambu sambil selimutan,
01 Mei 2019