Malam ramadan di masjid tempat saya tinggal tak pernah sepi dari suara ayat Alquran dilantunkan jamaah disini. Setiap masjid akan menggelar tadarus al-qur'an. Malam ramadan akan selalu terdengar ayat al qur'an mengema sekampung. Kegiatan membaca alqur'an dilakukan secara berjamaah ini diikuti antusias jamaah. Mereka bahkan rela melaksanakan tadarus hingga malam.
Akan tetapi, ada hal yang menarik dari tradisi tadarus disini. Yakni, setiap masyarakat berganti-gantian mengantar hidangan takjil untuk jamaah yang melaksanakan tadarus.Â
Sebelum memasuki bulan puasa, pak Dusun, RT, RW, pemuka agama dan pengurus masjid melaksanakan rapat bersama dalam rangka untuk menyiapkan takjil bagi masyarakat yang tadarus di masjid.
Dari hasil rapat tersebut, setiap hari warga diminta untuk berganti-gantian  membawa takjil ke masjid. Setiap malam ramadan ada dua warga yang diminta untuk mengantar takjil di masjid dan ini akan berlangsung hingga memasuki 30 ramadan.Â
Kegiatan membawa takjil untuk yang tadarus sudah berlangsung bertahun-tahun disini. Masyarakat bergotong royong memeriahkan malam-malam ramadan dengan kegiatan positif. Â Kegiatan ini sekaligus akan menjadi amal untuk mereka memberi makan bagi yang tadarus.Â
Malam tadarus bukan sekadar ritual membaca Al-Qur'an, tetapi merupakan momen yang sarat dengan keistimewaan dan makna yang dalam bagi  Muslim. Di dalamnya terdapat pelajaran spiritual, kesempatan memperoleh ampunan, serta momen untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Semoga setiap umat Muslim dapat memanfaatkan malam tadarus dengan sebaik-baiknya dan mendapatkan berkah serta rahmat dari-Nya. S
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
