Mohon tunggu...
Ahmad Yani
Ahmad Yani Mohon Tunggu... Guru - guru

Menulis Apa Saja

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Kenapa Bazar Ramadan Jadi Tempat Penumpukan Sampah?

14 Maret 2024   14:31 Diperbarui: 14 Maret 2024   14:34 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena disekolah tidak ada lagi yang jualan selama bulan suci ramadan, maka hal itu pun berpangaruh terhadap kualitas sampah di sekolah. Terutama sampah pelastik, air mineral, dan bungkus-bungkus jajanan di sekolah.  Sekolah selama bulan suci ramadan ini bersih.  

Sampah yang ada pun hanya sampah yang jatuh dari pepohonan.  Kantung-kantung pelastik biasanya berserak, tapi kini tak ada sama sekali selama bulan suci ramadan.  Jika biasanya dimana-mana sampah kelihatan. Seperti di samping jendela siswa, depan kelas hingga didalam kelas berserak dengan bekas sampah makanan dari siswa. Tetapi kondisi ini berbalik ketika musim bulan suci ramadan. 

Penjaga sekolah pun tampak senang melihat kondisi sekolah saat ini. Ia pun tak perlu lagi repot-repot membersihkan sampah dilingkungan sekolah. 

Nah, saat ini, sedang melaksanakan kegiatan pesantren kilat ramadan. Selama berlangsung pesantren ini, tidak ada lagi traknsaksi jual beli disekolah. Kantin tutup.

Namun kondisi sampah berbeda di luar sekolah terutama tempat jualan takjil dan bazar ramadan. Masalah penumpukan sampah selama bazar Ramadan memang sering terjadi.  Penyebab penumpukan sampah selama ramadan ini karena volume pengunjung yang tinggi.  Bazar Ramadan seringkali menjadi tempat berkumpulnya banyak orang yang ingin membeli makanan dan barang-barang keperluan Ramadan. Volume pengunjung yang tinggi ini menyebabkan banyaknya sampah yang dihasilkan dalam waktu singkat.

Penyebab lainya penumpukan sampah di bazar ramadan adalah karena penggunaan kemasan sekali pakai.  Banyak makanan dan minuman yang dijual di bazar Ramadan dikemas dengan menggunakan kemasan sekali pakai, seperti plastik, styrofoam, dan kertas. Kemasan-kemasan ini cenderung tidak mudah terurai dan sulit didaur ulang, sehingga meningkatkan volume sampah yang dihasilkan.

Selain itu, kurangnya tempat sampah dan pengangkutan yang tepat. Bazar Ramadan seringkali kurang dilengkapi dengan tempat sampah yang memadai dan pengangkutan sampah yang cukup sering. Hal ini menyebabkan sampah menumpuk di sekitar area bazar dan tidak segera dibersihkan.  Masalah sampah di bazar ramadan ini akiabt dari kurangnya pengelolaan sampah. 

Terkadang, pengelolaan sampah di bazar ramadan kurang terkoordinasi dengan baik. Tidak adanya sistem pengelolaan yang efektif dapat menyebabkan kesulitan dalam mengelola sampah yang dihasilkan. 

Dan hal yang paling penting itu adalah, kurangnya Peraturan dan Penegakan Hukum.  Jika tidak ada peraturan yang mengatur pembuangan sampah di bazar Ramadan, serta penegakan hukum yang efektif terhadap pelanggaran tersebut, maka kemungkinan besar akan terjadi penumpukan sampah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun