Mohon tunggu...
Ahmad Yani
Ahmad Yani Mohon Tunggu... Guru - guru

Menulis Apa Saja

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kritik Ki Hajar Dewantara Terhadap Pendidikan

15 Januari 2024   15:30 Diperbarui: 15 Januari 2024   17:41 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan mimpi penerapan merdeka belajar dapat berjalan dengan baik. Jika kita tidak tau bakat dan potensi dimiliki anak dan diri siswa belum merdeka.   Sebelum penerapan merdeka belajar ini benar-benar teraliasasi di sekolah, sebaiknya anak-anak jangan diikat dengan banyak aturan, hukuman dan perintah. Biarkan siswa merdeka pada dirinya terlebih dahlu. 

Model pendidikan dengan banyak aturan, hukuman dan perintah dulunya digunakan sebagai dasar pendidikan Barat. Model ini di kritik bapak pendidikan kita Ki Hajar Dewantara. Pada saat itu, di Barat menerapkan model pendidikan seperti itu. Ya, kalau siswa tidak membuat atau melakukan yang diminta guru akan dihukum. Jika ada yang salah mengerjakan tugas dikenakan saksi atau diancam dengan nilai akan turun. 

Siswa yang masih anak-anak tidak bisa diancam atau langsung dihukum. Karena anak tidak bisa tidur.  Tak hanya itu, banyak tugas yang diberikan guru saja anak bisa gelisah dan stres. 

 Ki Hajar Dewantara menilai pendidikan seperti ini tidak memiliki dampak postif terhadap mental anak. Apalagi  yang masih kecil pikirannya belum berkembang luas.  Hati-hati dengan model mengajar dengan perintah dan hukuman. 

Ki Hajar mengkritik Kenapa dampaknya tidak terlalu positif, pendidikan yang dasarnya hanya perintah hukuman yang pertama akan membuat seseorang nanti kalau dewasa tidak bisa bergerak. Jika tidak dipaksa atau tidak  ada yang merintah atau tidak  ada yang ngancam.

Jadi model pendidikan merintah, ancaman dan hukuman secara tak langsung guru membentuk mental anak sejak dari kecil tidak  bisa  berinisiatif sendiri. Jika dibiasakan nunggu perintah terbentuk mental perintah. Padahal  puncaknya ketertiban itu kesadaran bukan keterpaksaan. 

Pendidikan kita teriak harus Merdeka harus bebas tapi kalau mentalnya Masih mental nunggu diperintah ya Jangan mimpi bisa Merdeka, minta diatur terus.  Pola  perintah dan hukuman bukan berarti tidak boleh sama sekali tapi jangan ini jadi menu utamanya saat mengajar.  Mungkin dalam hal tertentu yang belum paham kita beritahu. Tapi dalam hal yang lain mungkin  biarkan siswa berinisiatif sendiri bila perlu penyadaran tidak sekedar perintah.


Belajar Merdeka Diri

Harus kita pahami bahwa kemerdekaan dalam belajar itu adalah membentuk seseorang dimulai dari pengembangan potensi dan bakatnya, plus minatnya. Pendidikan ideal itu diawali dari pemahaman terhadap anak. Kalau belum tampak potensinya, harus ada observasi, pendalaman tentang potensi bakat minat masing-masing anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun