Di era kekinian budaya sekolah sudah jauh berbeda. Tidak sama sebelum adanya gadget, aplikasi, media sosial dan teknologi seperti yang sedang kita jalani saat ini. Semuanya instan. Materi apapun ingin dicari mudah didapatkan. Tak repot-repot seperti era 80 hingga 90-an, kita harus mencari materi dan belajar di perpusatakaan. Begitulah yang saya rasakan ketika sekolah dahulu.Â
Memang agak serba kekurangan aplikasi dan media sosial ketika masa SD, SMP dan SMA, bahkan saat kuliah pun hanya membawa handpone senter merk "NOKIA". Ketika itu, merk itu sangat populer pada zamanya. Laris di pasar dan toko-toko penuh dengan merk Nokia ini. Layarnya berwarna kuning dan putih. Sangat ngentren dikalangan masyarakat pada zaman itu.Â
Pada saat awal-awal kuliah sekitar tahun 2005, Â jaringan internet masih EDGE. Lelet dan lambat sekali untuk aksesnya. Zaman NOKIA membuka google aja perlu belajar di mata kuliah Komputer. Belajarnya di Labor. Tapi kini, anak-anak tak perlu diberikan kursus internet juga sudah mampu mengakses sendiri mbah google. Â Sangat luar biasa perubahan dan perkembangan makhluk hidup bernama manusia ini.Â
Setelah sekitar 20 tahun teknologi komunikasi berkembang pesat dan telah terjadi disrupsi dimana-mana. Tak hanya bidang komunikasi, transportasi, namun pendidikan pun berdampak atas perkembangan teknologi zaman ini. Teknologi ini telah membentuk perubahan budaya sosial di semua aktivitas manusia.Â
Lantas bagaimana dengan dunia pendidikan kita? Sebagai guru yang telah mengajar lebih kurang 5 tahun, kami saat ini harus belajar banyak tentang media pembelajaran.  Teknologi telah berkembang maju  memberikan warna baru dalam akses pendidikan. Mulai dari aplikasi, media sosial dan Artificial Intelligence (AI).  Tuntutan zaman yang serba cepat, guru harus bisa merespon cepat perubahan ini. Jika lambat maka akan tertinggal dan terbelakang. Teknologi yang berkembang pesat ini telah membantu banyak guru dalam menciptakan media pembelajaran interaktif di sekolah.
Dan kenapa pemerintah berupaya agar guru harus melek teknologi, belajar dan diberikan pelatihan . Hal ini tentunya dampak dari perubahan zaman yang terus menuntut guru harus peka dengan kondisinya. Â Jika hal ini tidak dilakukan maka tentunya yang rugi adalah siswa di sekolah. Jika guru buta dengan teknologi maka siswa-siswanya juga akan tertinggal.Â
Pendidik harus siap menerima perubahan ini. Kita bukan berada lagi diera belajar klasik, tapi pendidik saat ini sudah berada di era modern. Hal inilah perlu disadari guru bahwa jangan mengeluh ketika banyak tuntutan yang diberikan pemerintah kepada guru. Disatu sisi pemerintah punya tanggungjawab. Dan guru adalah penyambung tanggan di sekolah  untuk mendidik dan membentuk generasi berkarakter.Â
Perkembangan teknologi telah memberikan dampak yang signifikan pada berbagai aspek kehidupan bahkan dalam dunia pendidikan. Seiring dengan munculnya inovasi baru, tuntutan akan adaptasi dan respons yang cepat juga meningkat, terutama bagi para pendidik. Guru-guru di seluruh dunia dihadapkan pada tugas yang memerlukan kemampuan untuk mengintegrasikan teknologi secara efektif dalam proses pembelajaran mereka.Â
Dalam menghadapi perubahan teknologi pendidikan, guru harus banyak belajar dan menerima perubahan sebagian dari proses belajar. dan tentunya guru yang responsif terhadap perubahan teknologi menyadari bahwa teknologi terus berkembang dan berubah. Mereka menerima bahwa perubahan adalah bagian alami dari proses belajar dan mengadopsi sikap terbuka terhadap inovasi baru.  Dan ini adalah  kesempatan untuk meningkatkan pengalaman belajar siswa dan meningkatkan efektivitas pengajaran di sekolah.
Selain itu, teknologi ini sangat membantu guru. Dan ia bisa digunakan untuk mengintegrasi Teknologi dalam Pembelajaran. Guru dapat  menggunakan berbagai alat dan aplikasi teknologi untuk memperkaya pengalaman belajar siswa. Misalnya, guru dapat memanfaatkan platform pembelajaran online, konten multimedia interaktif, atau perangkat lunak kolaboratif untuk membuat suasana belajar yang menarik dan relevan bagi generasi digital saat ini.