Mohon tunggu...
A Syaifudin S
A Syaifudin S Mohon Tunggu... Buruh - Tukang kelontong dari sorga, hidup di dunia hanya numpang ketawa :D

Buku : Susah Tidur (Sekumpulan Bunga yang Gugur ) Suka telanjang saat mandi, dan tidur pada tempatnya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Puing-puing | Debat Anti Cenil Vs Anti Getuk

5 Januari 2019   10:49 Diperbarui: 5 Januari 2019   22:46 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : steemkr.com

DEBAT ANTI CENIL VS ANTI GETUK

Suasana pagi itu sangat ramai dibandingkan suasana malam hari saat Buana dan adek -- adeknya tertidur pulas di depan toko dekat pasar rakyat. Keramaian tersebut terlihat damai saat  pembeli dan penjual saling tawar menawar harga barang, beda sama keramaian saat demo di tempat -- tempat pemerintah ataupun Istana Negara.

Sebelum ketiga adiknya terbangun Buana menyambut sang surya di perempatan jalan dengan nyanyian merdu, petikan gitar dan lemparan koin dari pengendara, bukan hanya itu umpatan kebencian juga terlempar di selubung hatinya yang selalu menahan sabar. 

"andai ada lapangan pekerjaan untukku, aku akan kerja, tapi tempat mana lagi yang menerimaku karena kondisiku seperti ini? Nggak punya rumah, orang tua hanya jadi bayangan, dan kakiku pincang jalan tak normal" batin Buana melamun sambil memainkan senar gitarnya.

Tidak lama kemudian adek -- adeknya datang menghampirinya, ketiganya terasa sudah lapar karena kemarin tidak makan. Sang kakak dengan senyumnya mengajak masuk ke pasar rakyat, banyak makanan disana yang  beraneka ragam bentuk, jenis maupun rasa, seperti Indonesia yang kaya tradisi dan budaya. 

Harga makananya terjangkau hingga paling rendah dan norma yang  bisa di jangkau rakyat biasa seperti mereka.  Suara di pasar rakyat tersebut membuat pecah, burung -- burung berkicaupun tidak terdengar, suara pengendara nyaris hening yang terdengar hanyalah berdebatan soal harga yang membuat masyarakat gempar. 

"Lang ! kamu ingin apa?" Tanya Buana

"Belum pernah makan pizza sih, tapi cenil kayaknya enak" Jawab Langlang sambil tertawa

"Aku klepon singkong aja mas, sambil makan sambil mengingat racikan klepon singkon masakan ibu" timpa lagi Bara yang suka berbicara tidak jelas dengan kakak --kakaknya.

"Sejak kapan ibu memasak makanan klepon singkong? Wajahnya aja belum pernah melihatnya" Langlang mencoba melamun karena ibunya sudah tiada sejak mereka baru lahir. Sedangkan Gundawa hanya bisa menggetarkan bibirnya karena bisu. Menabok -- nabok pundak kakaknya, Gundawa mengalihkan pembicaraan kakaknya dan memperlihatkan seorang yang sedang memperdebatkan makannan.

Meskipun perdebatan itu tidak bisa di dengarkan oleh Gundawa tapi ekspresi wajahnya terlihat dengan jelas dimata. Mereka berempat mencoba mendekati penjual jajanan pasar tersebut sambil memilah -- milah jajanan mereka mendengarkan perdebatan sengit soal makanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun